Membaca Realitas
728×90 Ads

Demi Peradaban Dunia.

Oleh

Nursalima Yoisangaji

Jika berkenalan tanpa temu bisa menghadirkan keterbiasaan maka berkeyakinan bahwa waktu akan mempertemukan walau tak lagi sapa.

Tak selayaknya menakuti jarak, bahkan keseharian kabar,dan kehilangan kekasih juang.

Prioritasnya buku,kopi dan turun ke jalan adalah untuk bersama,

 

Di pertemukan karena sang pejuang, yang lahir dari rahim yang sama,

Dari namamu dan semua tentangmu yang menjadi satu dokumen negara adalah skenario tuhan,

Malam terlalu hening, dan waktu yang sempit bukanlah kesempatan bercerita perihal kasih,

Saat jumpa keadaan semakin panas sebab isu-isu hangat yang sedang membara,

 

Kopi yang selalu di suguhkan akan terus berapi-api sebab karena gula peradaban yang coba di satukan dengan kopi gerakan di malam panjang,

Orang-orang akan melihat sangatlah gila dan fanatik tentang asmara peradaban ini,

 

Skenario tuhan sangatlah terstruktur, jika di perkenalkan atas ijinya,juga di pertemukan atas kehendaknya maka di pisahkan adalah skenario nya yang terbaik untuk kehidupan para pejuang sejati di jalannya.

 

Sumpah yang di ambil melalui air mata dalam gelapnya hening malam,mana mungkin harus ada penghianatan di siang hari,

Dunia butuh Peradaban, peradaban butuh manusia dan semua untuk kemaslahatan umat, ikhlaskan kekasih pejuang di garis perlawanan tanpa harus takut kehilangan,

Yakin sungguh seorang Patrio bangsa akan kembali kepada bunga revolusi untuk membentuk kembali rumah peradaban.

 

728×90 Ads