Jelang Ramadan Ayam Kampung laku Keras, Pedagang Mengeluh Sering Diusir
TERNATE (Kalesang) – Sehari menjemput Ramadan, pedagang ayam kampung hidup, di Terminal Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) ramai didatangi pembeli.
Kepada kalesang.id, Kamis (31/3/2022). Pedagang ayam kampung, Ahmad Kamole mengaku seperti tahun-tahun sebelumnya, saat memasuki Ramadan dagangannya laris manis.
“Tak seperti hari-hari biasa, saat Ramadan 15 ekor yang saya bawa langsung habis diborong.”Tuturnya gembira.
Meski begitu, ia mengaku kecewa karena lokasinya berdagang bersama 20 pedagang ayam kampung saat ini, akan dipindahkan ke dalam gedung Pasar Higienis.
“Sudah dua hari ini kami diusir, disuruh pindah ke dalam pasar, tapi tempat itu tidak layak karena berdekatan dengan pedagang sayur, kasihan dengan pedagang sayur nanti akan kami ganggu mereka.”Keluh Ahmad.
Ahmad mengisahkan, puluhan tahun berdagang, hingga saat ini pedagang ayam kampung tidak diberikan tempat berjualan yang layak. Hingga mereka terpaksa harus berpindah-pindah tempat.
“Saya berjual disini sudah 20 tahun, tetapi tempat kami untuk berdagang tidak tersedia, kami hanya berjualan di pelataran terminal. Belum lagi kami sering diusir.” Ungkapnya emosi.
Tambahnya, untuk berdagang ayam kampung memang membutuhkan lokasi khusus, harus ada di tempat terbuka karena ayam hidup tidak bisa berada disuhu yang terlalu panas, akan mati.” Beber Ahmad.
Untuk harga kata Ahmad tergantung pemasok. Karena ayam yang dijualnya, diambil dari pemasok.
“Harga ayam jantan besar Rp170 ribu dan untuk ayam betina Rp150 ribu. Tetapi harga ayam kampung tergantung harga pemasok. Kalo dari pemasok Rp150 ribu, maka saya jual Rp160 ribu atau Rp170 ribu.”ujarnya.(TR-08)
Reporter : M. Rifdi Umasangadji
Editor : Wawan Kurniawan