Krisis Ekonomi Melanda, Inilah Sejumlah Negara Yang Terdampak Risiko Besar
JAKARTA(kalesang) – Sebagian negara di dunia sedang mengalami krisis ekonomi,salah satunya adalah Sri Lanka.
Kini negara tersebut tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk, sekolah-sekolah ditutup karena kekurangan bahan bakar untuk membawa anak-anak dan guru ke ruang kelas serta upaya untuk mengatur dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah terhambat oleh parahnya krisis keuangan negara.
Namun Sri Lanka bukan satu-satunya negara yang berada dalam masalah serius karena harga makanan, bahan bakar, dan bahan pokok lainnya melonjak dengan perang di Ukraina, hal yang sama juga mulai dirasakan di Laos dan Pakistan hingga Venezuela dan Guinea.
Menurut laporan Kelompok Tanggap Krisis Global dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi setidaknya satu dimensi krisis pangan, energi dan sistem keuangan. Dan 1,2 miliar dari mereka tinggal di negara-negara yang rentan terhadap krisis biaya hidup serta krisis jangka panjang lainnya.
Akibatnya, Bank Dunia memperkirakan pendapatan per kapita di negara berkembang akan menjadi 5 persen di bawah tingkat pra-pandemi tahun ini, dan lebih dari separuh negara termiskin di dunia kini berada dalam kesulitan utang atau berisiko tinggi.
Bahkan beberapa krisis terburuk terjadi di negara-negara yang sudah hancur oleh korupsi, perang saudara, kudeta, atau bencana lainnya.
Berikut adalah beberapa negara yang berada dalam krisis ekonomi dengan risiko terbesar, yang dilansir dari cnbcindonesia.com, Sabtu (16/7/2022).
1. Afghanistan
Afghanistan telah terperosok ke dalam krisis ekonomi yang mengerikan sejak Taliban mengambil kendali ketika AS dan sekutu NATO-nya menarik pasukan mereka tahun lalu. Bantuan asing yang telah lama menjadi andalan terhenti.
Pemerintahan Biden membekukan US$7 miliar cadangan mata uang asing Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat.
Sekitar setengah dari 39 juta penduduk negara itu menghadapi tingkat kerawanan pangan yang mengancam jiwa dan sebagian besar pegawai negeri, termasuk dokter, perawat, dan guru, tidak dibayar selama berbulan-bulan.
Derita Afghanistan tak berheti sampai di situ. Sebuah gempa bumi baru-baru ini menewaskan lebih dari 1.000 orang.
2.Argentina
Sekitar empat dari 10 orang Argentina miskin dan bank sentralnya kehabisan cadangan devisa karena mata uangnya melemah. Inflasi diperkirakan akan melebihi 70 persen tahun ini.
Jutaan orang Argentina bertahan hidup sebagian besar berkat dapur umum dan program kesejahteraan negara. Banyak diantaranya disalurkan melalui gerakan sosial yang kuat secara politik terkait dengan partai yang berkuasa.
Kesepakatan baru-baru ini dengan IMF untuk merestrukturisasi utang senilai US$44 miliar pun mendapat kritikan yang dinilai akan menghambat pemulihan.
3.Mesir
Tingkat inflasi Mesir melonjak hampir 15 persen pada April, menyebabkan kemiskinan bagi hampir sepertiga dari 103 juta penduduknya.
Mereka sudah menderita dari program reformasi ambisius yang mencakup langkah-langkah penghematan menyakitkan seperti floating mata uang nasional dan pemotongan subsidi untuk bahan bakar, air, dan listrik.
Bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi dan mendevaluasi mata uang, menambah kesulitan dalam membayar utang luar negeri Mesir yang cukup besar. Cadangan devisa bersih Mesir pun telah.
Bahkan, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab telah menjanjikan US$22 miliar dalam bentuk deposito dan investasi langsung sebagai bantuan.(M-02)
Reporter: Sitti Muthmainnah
