Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 Tingkat Provinsi Maluku Utara Digelar
Upaya Melestarikan Bahasa Daerah
TERNATE (kalesang) – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Maluku Utara tahun 2023 resmi digelar. Kegiatan yang berlangsung di Bela Hotel Ternate pada Kamis (17/11/2023) tersebut diikuti oleh 5 kabupaten kota di Maluku Utara.
5 kabupaten kota itu di antaranya Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Selatan, Kota Ternate, dan Kabupaten Halmahera Utara.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara, Arie Andrasyah Isa menyampaikan, FTBI tahun 2023 ini dilaksanakan mulai dari rapat koordinasi, diskusi kelompok, penyusunan silabus revitalisasi bahasa daerah.
“Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Festival Tunas Bangsa Ibu 2023 yang sekarang ini sedang kita laksanakan.” Ujar Arie dalam sambutannya.
FTBI tahun 2023, lanjutnya, dilaksanakan selama 3 hari yang bertujuan memberikan apresiasi kepada para tunas muda pewaris bahasa daerah di 5 kabupaten kota di Provinsi Maluku Utara.
Yang mana, kegiatan ini dilaksanakan dengan bentuk selebrasi yang mengundang 120 siswa, 15 pendamping dan 10 pengajar utama bahasa daerah.
“Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kehadiran bapak dan Ibu kepala dinas yang diharapkan dengan hadirnya bapak dan ibu dapat menjadi penyemangat bagi siswa dan guru.” Imbuh Arie.

Ia menambahkan, bagi para siswa yang akan tampil sesuai dengan mata lomba, agar tampil semaksimal mungkin, sehingga siswa terpilih nantinya akan dibawa ke FTBI tingkat nasional di tahun 2024 mendatang.
“Untuk itu kami berharap kegiatan FTBI tingkat provinsi ini dapat berjalan dengan lancar dan kita semua diberikan kesehatan selama mengikuti kegiatan ini.” Harapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan, kenapa melestarikan bahasa daerah perlu dilakukan.
Muksin mengungkapkan, catatan UNESCO dalam 30 tahun terakhir menyebutkan, setidaknya ada 200 bahasa daerah di dunia yang punah atau tidak lagi ada penuturnya.
Di Indonesia sendiri, lanjutnya, ada 718 bahasa daerah bahkan 11 di antaranya juga sudah punah.
“Aa yang kondisinya kritis, dan ada yang terancam punah. Tentu ini menjadi keprihatinan kita semua.” Kata Muksin.
Dengan masalah yang ada itu, Muksin menjelaskan, tentu menjadi tanggung jawab semu pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, orang tua, kepala sekolah, guru, pengawas, maupun komunitas.
“Kami harapkan revitalisasi bahasa daerah akan menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa daerahnya dan akan menumbuhkan rasa bangga menggunakan bahasa daerahnya dan kita berikan kemerdekaan seluas-luasnya untuk bisa berkarya melalui bahasa daerahnya.” Tukas Muksin.
Reporter: Rahmat Akrim
Redaktur: Junaidi Drakel