Membaca Realitas
728×90 Ads

Masyarakat Nelayan Desa Panambuang, Halmahera Selatan

Oleh: Nurulsafina Husen

(Mahasiwa Program Studi Ekonomi Pembangunan, Unkhair)

 

Usaha perikanan di Desa Panambuang, Halmahera Selatan sampai saat ini hanya perikanan laut, dimana dalam pelaksanaannya hanya meliputi penangkapan ikan di pesisir pantai dan laut. Dalam melakukan penangkapan ikan, kebanyakan kapal-kapal berasal dari berbagai daerah di wilayah Provinsi Maluku Utara seperti Tidore, Maitara dan juga dari sekitar Pulau Bacan dan Kayoa. Sedangkan alat tangkap yang paling banyak digunakan dari kapal-kapal penangkapan ikan itu adalah Pole and line.

Kebanyakan nelayan penangkapan ikan dengan alat tangkap pole and line melakukan penangkapan pada waktu sore atau pagi hari. Penangkapan ikan pada sore hari dilakukan sekitar pukul 17.00 – 21.00 WIT, sedangkan penangkapan ikan pagi hari dilakukan sekitar pukul 03.00 – 07.00 WIT. Musim ikan laut terjadi pada Maret – Mei dan September – Januari, sedangkan musim Paceklik terjadi pada Juni – Agustus. Hasil tangkapan ikan pada februari – Maret dan Juni – Juli cenderung sedikit karena pada bulan-bulan tersebut terjadi angin kencang dan gelombang laut yang besar.

Perkembangan ekonomi produksi pada komunitas masyarakat nelayan yang dicirikan oleh perubahan individu yang terikat pada rumah tangga pada usaha kelompok yang terpisah dari rumah tangga. Sebelum berlangsungnya modernisasi, dimana umumnya didominasi oleh pancing, jala dan bubu, penangkapan adalah usaha individu. Setelah kapal bermesin dioperasikan, maka penangkapan adalah usaha yang terorganisir.

Transformasi teknologi penangkapan yang berlangsung dalam komunitas masyarakat nelayan disoroti melalui tiga variabel yakni investasi, teknologi dan manajemen bukanlah suatu yang terpisah satu dengan lainnya, melainkan terdapat hubungan kausalitas. Artinya perubahan yang terjadi pada satu variabel juga akan mempengaruhi pada variabel lainnya. Maka, dengan sendirinya variabel-variabel saling melengkapi dalam proses transformasi tersebut.

Ikatan patron klien yang terlihat dari usaha Perikanan Pole and line pada komunitas Masyarakat nelayan di desa Panambuang dapat Dilihat dari penguasaan alat-alat produksi dan Biaya operasional yang ditanggung oleh pemilik. Dengan penerapan sistem ini, upaya untuk membagi resiko Kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik dan Semua yang terlibat dalam suatu siklus Penangkapan.

Dalam menjalankan usaha penangkapan, kehidupan para nelayan Desa Panambuang bukanlah bersifat individual, tetapi berkelompok. Setiap kelompok nelayan terdiri dari Pemilik kapal, Kepala Kapal, dan Anak Buah Kapal (ABK). Sebagai sebuah organisasi kelompok nelayan, pola relasi kerja antara pemiliki dan anggota nelayan, bukan terjadi dalam Kerangka hubungan kerja antara “atasan” dan “bawahan” yang bersifat “hubungan Pengabdian”, tetapi lebih bersifat “kolegialisme” dan “kekeluargaan”, sekalipun terdapat klasifikasi diantara mereka sesuai dengan spesifikasi kerja masing-masing.

Organisasi dan hubungan kerjasama tidaklah terlalu ketat, tidak semata-mata didasarkan hubungan ekonomi-bisnis, faktor-faktor yang bersifat “kekeluargaan” juga mewarnai pola relasi kerjasama di antara mereka. Artinya, siapapun orangnya, dia dapat masuk menjadi pengikut atau ABK dari seorang pemilik kapal tertentu dan atau para pemilik kapal yang lain, secara sukarela, tanpa ada paksaan. Demikian pula, mereka pun dapat keluar dari keanggotaan suatu kelompok nelayan tersebut atas kehendak, tanpa menunggu habisnya satu musim penangkapan. Atau apabila menurut mereka kapal yang diikuti kurang memberikan hasil yang mencukupi atau memuaskan kebutuhan diri dan keluaranya.

728×90 Ads