TERNATE (Kalesang) – Tahun 2019 silam adalah tahun yang beruntung bagi Herawati Teapon. Betapa tidak, alumni Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris itu dinyatakan lulus beasiswa afirmasi Indonesia Timur yang ditawarkan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Meski sudah dinyatakan lulus, perempuan kelahiran Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara itu harus mengikuti tahapan lainnya yakni pengayaan bahasa atau pelatihan bahasa asing di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selama tujuh bulan.
“Jadi setelah dinyatakan lulus tanggal 15 Maret 2019, saya tunggu beberapa bulan untuk pengayaan bahasa di Jogja. Dari tanggal 1 Juli 2019 – 18 Maret 2020.” Ucap Hera saat berbincang dengan reporter kalesang.id via seluler, Selasa (24/5/2022) malam.
Di Jogja, sambil mengikuti pelatihan bahasa English Language Testing System (IELTS), Hera mendaftarkan dirinya di sebuah kampus di Amerika Serikat, Boston University, Wheelock College of Education and Human Development jurusan Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL).
“Proses kuliah dimulai Januari 2021 sampai Mei 2022, studinya satu setengah tahun.” Sebutnya.
Selama kuliah di Amerika, Hera tidak pernah balik ke Indonesia, dia full kuliah. Alasannya cukup jelas, bahwa situasi masih dalam kondisi Covid-19 dan peraturannya masih sangat ketat untuk Amerika Indonesia, kemudian ditambah dengan aturan karantina, PCR dan adanya pembatasan larangan ke Indonesia.
Dari situ, keluarga menyarankan agar dirinya tetap di negeri Paman Sam hingga dirinya lulus serta kondisi Covid-19 yang cukup membaik. Di sana, Hera tinggal di apartemen yang tidak jauh dari kampus.
Anak satu-satunya dari pasangan Halik Teapon dan Wahida Lahamidi itu bercerita bahwa semenjak dirinya lulus S1 pada tahun 2017, dia bekerja serabutan selama satu tahun. “Guru di tempat kursus, guru bahasa Inggris di sekolah, jadi guru bahasa Inggris privat, ngajar di komunitas.”Ungkap Hera.
Bagi Hera, mendapatkan beasiswa dan lanjut studi di luar negeri adalah kesempatan yang luar biasa, apalagi kata dia khusus Indonesia Timur jarang mendapatkan kesempatan tersebut.
Dengan dirinya sekarang ini, Hera berharap bisa menjadi inspirasi bagi generasi di Maluku Utara, dimana untuk semangat lanjut sekolah, karena banyak beasiswa-beasiswa yang disediakan cukup banyak.
“Jadi kita semua tinggal sekolah, yang dibiayai oleh pemerintah. Dari biaya sekolah, hidup, tunjangan buku. Semoga teman-teman di Maluku Utara semakin banyak bersekolah.” Harapnya.
Kini Hera berencana kembali ke Indonesia, khususnya Maluku Utara untuk mengajar sesuai dasar keilmuannya, entah sebagai guru ataupun sebagai dosen. (M-01)
Reporter: Rahmat Akrim
Redaktur: Wawan Kurniawan