Kantor Bahasa Malut Gelar Pelatihan Guru Master Tunas Bahasa Ibu Revitalisasi Bahasa Sula
SANANA (kalesang) – Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara (Malut), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar pelatihan Guru Master Tunas Bahasa Ibu Revitalisasi Bahasa Sula, di hotel Beliga, Kepulauan Sula (Kepsul), Rabu (13/7/2022).
Tujuan dari kegiatan pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah Sula di Kepsul ini, sebagaimana yang dipaparkan oleh Nurul Istiqamallah selaku Ketua Panitia, yang pertama melakukan penerapan model pembelajaran bahasa daerah Sula kepada guru/komunitas/penutur.
Yang kedua, mengimplementasikan bahasa daerah Sula sebagai muatan tematik pembelajaran di kelas, yang ketiga melakukan pelatihan pembelajaran bahasa daerah Sula kepada guru, komunitas atau penutur dan terakhir evaluasi model pemelajaran bahasa daerah Sula di kelas.
Plt. Sekertaris Daerah (Sekda) Kepsul, Muhlis Soamole mengatakan, sesuai dengan regulasi Pemerintah Daerah Kepulauan Sula, telah diterbitkan Peraturan Daerah (Perda) mengenai penggunaan bahasa daerah.
Hal ini, lanjut Muhlis, menjadi dasar hukum yang mewajibkan penggunaan bahasa Sula di sekolah, mulai dari tingkat sekolah anak usia dini, SD, dan SMP yang berada di lingkup Kepsul.
“Soal teknisnya, nanti diatur oleh Dinas Pendidikan, apakah nanti penerapan bahasa daerah itu dimasukkan ke dalam pelajaran muatan lokal atau pada mata pelajaran tersendiri. Kata Muhlis.
“Akan ada koordinasi lanjutan dil intas sektor, mulai dari pusat hingga daerah. Kinerja pemerintah daerah menyiapkan sarana maupun tenaga pengajar bahasa daerah.” Tambah Muhlis.
Tentu, kata Muhlis, tenaga pengajar bahasa Sula harus orang-orang yang mempunyai kapabilitas berdialog dan memiliki penguasaan bahasa Sula secara baik.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kepsul, Rifai Haitami mengatakan, sebelumnya ia telah diundang oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara dalam kegiatan rapat koordinasi (Rakor) Revitalisasi Bahasa Daerah di Maluku Utara yang diselenggarakan di Kota Ternate.
“Kegiatan yang dilaksanakan kali ini merupakan tindaklanjut dari rapat koordinasi tersebut.” Kata Rifai.
Jadi, Rifai menyebutkan, pihaknya sudah lakukan perencanaan mengenai bahasa daerah yang akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran muatan lokal. Bahasa daerah Sula perlu direvitalisasi, karena mulai dari anak usia 15-25 tahun hampir sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerah.
“Anak-anak tidak lagi menggunakan bahasa daerah, terutama yang kita lihat di Kecamatan Sanana. Padahal, bahasa daerah Sula merupakan jati diri kita sebagai orang Sula, yang perlu dilestarikan dari generasi ke generasi.” Ujarnya.
Melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah, Rifai mengungkapkan, pihaknya akan menganggarkan sekitar Rp750 juta untuk tindaklanjut program revitalisasi bahasa Sula. Adapun rincian yang dianggarkan, yakni Rp250 juta untuk TK PAUD dan Rp250 juta untuk SD, serta Rp250 juta untuk SMP.
“Kami sudah bekerja sama dengan tim penetapan pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah dari Unkhair Ternate. Dalam waktu dekat kami akan melakukan kajian dalam rangka menyusun perangkat pembelajaran.” Ucap Rifai.
Hal ini, kata Rifai, nantinya akan diterapkan di satuan pendidikan usia dini, SD dan SMP. Pihaknya juga menargetkan untuk melakukan penyusunan kamus bahasa Sula.
“Direncanakan untuk tahun 2023 yang akan datang, kami sudah bisa menerapkan muatan lokal bahasa daerah Kepulauan Sula.” Tutupnya.(tr-02)
Reporter: Karman Samuda
Redaktur: Junaidi Drakel