Membaca Realitas
728×90 Ads

Membangun Sinergitas Orang Tua Dan Sekolah Pada Sdit Nurul Hasan Kota Ternate

Oleh : Arsad Suni

 A.   Pendahuluan

Seiring berkembangnya zaman, saat ini orang tua di tuntut untuk mengikuti kemajuan teknologi dan informasi. Berkembangnya teknologi mempermudah informasi yang diterima oleh masyarakat. Sehingga akses informasi bagi orang tua dapat di peroleh dengan mudah. Orang tua sebagai pendidik pertama dan yang paling utama di keluarga harus memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan menurut Soetjiningsih (2012), berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang(cm, meter) umur tulang dan keseimbangan metabolik. Sedangkan perkembangan yaitu bertambahnya kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat di perkirakan sebagai proses diferensiasi sel, jaringan tubuh organ-organ dan sistemnya yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu hal yang penting di miliki dan dimengerti oleh orang tua. Pada saat anak menginjak usia sekolah, guru memegang peran kedua setelah orang tua, peran guru sangat penting dan mengemban tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak didiknya. Karena itulah, sebagai orang tua perlu menjalin kekompakan dan komunikasi yang baik dengan guru, dan itu harus bekerjasama secara maksimal.

Menurut Rizalie sebagus apapun sekolah, jika kurang komunikasi kekompakan dan kerjasama yang baik antara Guru dan para Orang tua maka hasil pendidikan tidak akan optimal.

Penting bagi orang tua dan guru sebagai pendidik bagi anak untuk membangun sinergitas dan komunikasi. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan belajar anak dapat membantu mengawasi tugas dan pekerjaan rumah, memberikan dukungan saat anak sedang belajar, dan mendorong anak untuk mengembangkan minat dan bakat anak. Komunikasi antara orang tua dan guru dapat memantau perkembangan akademik anak, memperoleh informassi tentang program pendidikan dan kegiatan sekolah, dan mengetahui cara terbaik untuk membantu anak. Namun hasil observasi yang dilakukan pada salah satu lembaga pendidikan di Pangandaran tahun 2023, diperoleh hasil masih banyak dari wali murid yang kurang keterlibatan atau rendahnya tingkat partisipasi dalam kegiatan di sekolah anaknya dikarenakan kesibukan wali murid dalam berkarir.

Hal tersebut dikarenakan orang tua yang bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk hadir di acara yang diselenggarakan oleh sekolah, sementara program pendidikan anak yang berkualitas tinggi adalah program pendidikan yang memiliki kesinambungan antara lembaga dan keluarga (orang tua).

Menurut hasil penelitian Hamid (2016), menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anak, yaitu sebagai berikut, Lingkungan keluarga, merupakan lingkungan bagi anak utama dan pertama; Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat meningkatkan prestasi; Keterlibatan orangtua dan sekolah direncanakan terlebih dahulu agar lebih efektif dalam jangka panjang; dan anak yang memiliki penghasilan orangtua yang rendah serta minoritas, akan terlihat peningkatan prestasi apabila orangtua terlibat dalam pendidikan anak. Mengajar dan mendidik membutuhkan banyak energy dan kesabaran yang tentu akan menyita perhatian masyarakat.

Apalagi, di SD IT Nurul Hasan Kota Ternate sebagai salah satu Sekolah Penggerak, tentu saja tidak hanya bidang akademik yang dipelajari oleh anak-anak kita, namun anak-anak juga akan dibekali beberapa bidang, khususnya bidang keagamaan, budi pekerti dan moral serta projek yang memicu anak-anak untuk belajar mandiri dan berkreasi positif, walaupun dalam bidang keagamaan dalam hal target Hafiz yang lebih diunggulkan, dengan harapan anak-anak akan lebih mengenal Tuhan dan Agamanya.

Penyampayan materi seminar parenting. (Foto: Istimewa)

Berbagai upaya haruslah di lakukan untuk meminimalisir menurunnya kekompakan orang tua dan guru dalam mengoptimalkan hasil belajar anak. Jalan keluar dari permasalahan ini adalah lembaga menyelenggarakan program parenting dan beberapa kegiatan yang melibatkan orang tua dan anak secara rutin, terdapat dua program. Yakni, program tahunan yang di laksanakan satu kali dalam satu tahun di semester ganjil dan bulanan yang di laksanakan sekali dalam 2 bulannya. Semakin rutin lembaga dalam menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan orang tua dan anak maka secara bertahap akan membangun sinergitas dan komunikasi yang baik antar orang tua dan guru.

Anak juga akan lebih percaya diri karena merasa lebih diperhatikan oleh orangtuanya. Contohnya, Ketika kami mengadakan suatu acara yang melibatkan anak dan orangtua di lembaga mayoritas anak berangkat bersama dengan orangtuanya, dan mereka yang berangkat dengan orangtua sangat senang, sangat bermanja pada orang tuanya, mungkin memang momen ini sangat langka bagi mereka, kemudian sedikit dari mereka ada yang berangkat sendiri, tanpa didampingi orangtuanya, ada pula yang hanya di antar lalu orangtuanya pulang lagi mereka terlihat murung, dan ada juga yang sampai menangis karna dia merasa dia berbeda, dia melihat yang lain bersama orangtuanya sedangkan dia tidak, itu akan membuat anak tidak percaya diri.

B.   Tujuan Parenting

Tujuan parenting adalah meningkatkan kesadaran orang tua bahwa mengasuh anak perlu pengetahuan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam hal pengasuhan, serta mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak keluarga dan pihak sekolah.

C.   Lokasi, Waktu, dan Sasaran

Seminar Parenting ini dilaksanakan oleh SDIT Nurul Hasan Kota Ternate pada tanggal, 22 Juni 2024, bertempat di Room Meting Hotel Grand Majang Trnate, dengan sasaran kepada seluruh orang tua siswa/siswi baru dan guru-guru SDIT Nurul Hasan Kota Ternate.

D.   Pelaksanaan

Tampil sebagai materi pertama pada “Seminar Parenting” tersebut Arsad Suni, S.Kep, Ns., M.Kep mengangkat tema tentang “Membangun Sinergitas Orang Tua dan Sekolah Pada Sdit Nurul Hasan Kota Ternate”. Arsad Suni, S.Kep.Ns.,M.Kep adalah dosen Keperawatan Jiwa Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate, dimana dalam ulasan awal menyebutkan bahwa keberhasilan anak-anak dalam proses pendidikan tidak semata karena keikhlasan dan kecedikan guru disekolah, tetapi sangat dibutuhkan peran aktif orang tua selaku guru utama dan pertama di rumah. Arsad menguraikan materinya secara detail mencakup; 1) Membangun Keterlibatan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak, 2) Upaya Untuk Membangun Keterlibatan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak, 3) Peran orang tua dan guru dalam pendidikan anak

1.   Alasan Membangun Keterlibatan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

Pemerintah telah menetapkan bahwa usia tujuh sampai lima belas tahun adalah usia wajib belajar. Orang tua dari anak usia wajib belajar harus menyadari kewajibannya untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya. SDIT Nurul Hasan Kota Ternate merupakan jenjang sekolah dasar yang masuk dalam kategori wajib belajar tersebut.

Pada jenjang pendidikan dasar, potensi peserta didik dikembangkan melalui rangkaian proses pendidikan, tidak hanya membutuhkan kesungguhan guru dalam pembelajaran, tetapi juga membutuhkan peran serta orang tua. Siswa mengikuti proses pendidikan di sekolah hanya sekitar 6 jam perhari, selebihnya bersama dengan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Orang tua memegang tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya. Akan tetapi, karena orang tua memiliki kemampuan yang terbatas maka orang tua menyerahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan untuk membantu mendidik anak-anaknya. Guru tidak bertanggung jawab secara penuh, maka dari itu orang tua harus terlibat dalam program-program yang dibuat guru.

Keberhasilan anak dalam pendidikan tidak bisa hanya diupayakan satu pihak yakni sekolah, melainkan sangat perlu keterlibatan orang tua dan masyarakat.  Dalam hasil sbuah penelitian tahun 2019 menyebutkan bahwa, siswa memiliki motivasi belajar yang kuat jika orang tua terlibat dalam pendidikannya, orang tua tidak mengetahui prestasi belajar anaknya bila tidak terlibat dalam belajar anak, demikian sebaliknya, jika orang tua terlibat maka orang tua akan mengetahui ketika anak mengalami penurunan prestasi belajar sehingga dapat dicari penyebab dan solusinya.

Keterlibatan orang tua sebenarnya bukan sesuatu yang sulit, jika orang tua memiliki kesadaran dan kemauan untuk mendukung keberhasilan anak dalam pendidikan. Orang tua mau terlibat aktif dalam pendidikan anaknya, baik dengan mendukung kegiatan sekolah maupun dengan mengawasi dan membimbing anak ketika berada di rumah, sehingga terdapat “sinergi antara sekolah dengan orang tua” dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak. Akan tetapi, secara faktual belum semua orang tua siswa memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan anak. Sebagian orang tua enggan terlibat dan menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah.

Padahal, ketika orang tua melibatkan diri dalam pendidikan anak, sejatinya orang tua sedang berinventasi untuk masa depan anak yang nantinya akan memberikan keuntungan pada anak dan juga orang tua. Bentuk keterlibatan orang tua dapat terarah dengan baik apabila sekolah memberikan kesempatan beserta petunjuk, sehingga orang tua mengetahui apa saja yang bisa mereka upayakan untuk mendukung keberhasilan anak dalam pendidikan.

Bentuk keterlibatan orang tua dapat dilakukan secara beragam sesuai dengan program-program yang dibuat kepala sekolah, guru, maupun komite sekolah.

Berikut secara ringkas yang menjadi alasan mengapa perlu membangun keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak:

  1. Pemerintah telah menetapkan usia 7 – 15 Thn adalah usia wajib belajar
  2. Orang tua harus menyadari kewajibannya untuk memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya
  3. Potensi peserta didik dikembangkan melalui rangkaian proses pendidikan
  4. Potensi peserta didik tidak hanya membutuhkan kesungguhan guru dalam pembelajaran, tetapi juga peran serta orang tua.
  5. Siswa mengikuti proses pendidikan di sekolah hanya sekitar 6 jam perhari, selebihnya siswa berada bersama dengan keluarga dan lingkungan masyarakat.
  6. Orang tua memegang tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya.
  7. Tetapi orang tua memiliki kemampuan yang terbatas untuk mendidik anak-anaknya
  8. Guru tidak bertanggung jawab secara penuh terhadap anak didiknya

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk memberikan pandangan bahwa, upaya membangun keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak merupakan suatu kajian yang menarik, karena setiap sekolah tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukannya.

Selain itu, kajian ini memiliki urgensi yang sangat tinggi, sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangatlah diperlukan. Maka dari itu, sekolah memerlukan berbagai cara untuk melibatkan orang tua dalam pendidikan anak. Kajian ini juga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tentang kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak.

 

728×90 Ads