Membaca Realitas
728×90 Ads

Musik Bambu Tada Masuk Ekspresi Budaya Tradisional yang Dilindungi Negara

Kalesang – Musik Bambu Tada, alat musik khas yang terbuat dari bambu dengan bunyi unik, resmi tercatat sebagai kekayaan intelektual komunal (KIK) kategori ekspresi budaya tradisional. Penetapan ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) atas permohonan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2022.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Maluku Utara, Budi Argap Situngkir, menegaskan bahwa pencatatan ini menjadi bentuk perlindungan negara terhadap warisan budaya lokal.

“Salah satu manfaat pencatatan kekayaan intelektual komunal, khususnya ekspresi budaya tradisional, adalah menjaga pelestarian tradisi secara turun-temurun. Selain itu, hal ini dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata serta ekonomi masyarakat lokal,” ujar Budi Rabu (30/9/2025).

Argap menjelaskan, ekspresi budaya tradisional mencakup segala bentuk ungkapan karya cipta, baik benda maupun tak benda, yang diwariskan secara komunal dari satu generasi ke generasi berikutnya.

“Bentuknya bisa berupa tarian, seni, kerajinan, narasi, hingga ekspresi artistik lainnya yang mencerminkan identitas dan nilai suatu masyarakat,” ungkap Budi.

Musik Bambu Tada sendiri memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan masa kolonialisme. Pengaruh Belanda, melalui sekolah-sekolah zending di Halmahera, turut mendorong perkembangan musik ini. Awalnya, pelajaran seni suara di sekolah-sekolah tersebut berkembang dengan iringan musik bambu yang kemudian dikenal sebagai Bambu Tada.

Pada awalnya, Bambu Tada berfungsi sebagai hiburan sederhana bagi petani Weda yang menjaga kebun atau berkumpul bersama keluarga di rumah. Seiring waktu, musik ini berkembang menjadi bagian penting dari acara-acara khusus, mengiringi nyanyian dan tarian masyarakat setempat.

“Dengan masuknya Musik Bambu Tada ke dalam daftar ekspresi budaya tradisional yang dilindungi, diharapkan keberadaan musik khas Halteng ini semakin dikenal luas sekaligus terjaga kelestariannya bagi generasi mendatang,” Harap Budi mengakhir.

 

728×90 Ads