Tenun dan Tari Warnai Peringatan Sumpah Pemuda di Benteng Oranje Ternate
Ternate, Kalesang – Dalam semangat peringatan Hari Sumpah Pemuda, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara menggelar kegiatan Workshop Tenun & Tari dengan tema “Merajut Tenun dan Tarian, Menghidupkan Tradisi” di Benteng Oranje, Ternate 28 Oktober 2025.
Acara yang berlangsung meriah ini menjadi wadah pelestarian budaya dan dihadiri sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, serta para pelajar dari berbagai sekolah di Kota Ternate.
Staf Ahli Wali Kota Ternate Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sarif Hi. Sabatun, yang hadir mewakili Wali Kota Ternate, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah nyata dalam membangkitkan kembali semangat kebangsaan melalui kebudayaan.
“Pelestarian budaya tidak hanya soal mempertahankan warisan, tetapi juga menghidupkan semangat gotong royong, kebersamaan, dan cinta tanah air sebagaimana nilai-nilai Sumpah Pemuda,” ujar Sarif dalam sambutannya.
Turut hadir Ny. Marliza M. Tauhid, Ketua TP-PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Ternate, yang juga menjadi penggagas berdirinya Rumah Tenun Benteng Oranje Ternate. Selain itu, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemkot Ternate turut menyemarakkan acara, di antaranya Kadis Perindag Nursida D.J. Mahmud dan Sekretaris Dinas Kebudayaan Rinto Taib.
Workshop ini menarik antusiasme besar, dengan 132 peserta dari 11 sekolah tingkat SMP dan SMA yang belajar langsung proses menenun kain tradisional dan mempelajari tarian khas daerah.
Ketua Pelaksana, Komang Ayu Suwindiarti, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki nilai simbolik yang dalam.
“Workshop ini tidak hanya tentang belajar keterampilan, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap motif tenun dan gerakan tarian. Ini tentang mengenal jati diri dan makna budaya yang diwariskan,” ujar Komang Ayu.
Sementara itu, Kepala BPK Wilayah XXI, Winarto, S.S., menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menjaga kelestarian budaya daerah.
“Harapan kami agar pelestarian kebudayaan di Maluku Utara dapat berjalan lebih intensif, mencakup perlindungan cagar budaya hingga pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. Generasi muda harus menjadi pelaku utama dalam mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya asli daerah mereka,” tutur Winarto.
Kemeriahan dan semangat peserta tampak sepanjang kegiatan. Salah satu peserta, Putri Wulandari, mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti pelatihan tersebut.
“Kegiatannya seru dan memberi pengalaman baru. Saya jadi tahu makna di balik tarian tradisional dan bisa menambah teman dari sekolah lain,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, BPK Wilayah XXI berharap agar warisan budaya seperti Tenun Rapidino dan seni tari tradisional Ternate dapat terus hidup dan berkembang, menjadi kebanggaan masyarakat serta inspirasi bagi generasi muda dalam menjaga identitas budaya bangsa.
Reporter: Nur Imaniar Naraya
Editor: Wendi Wambes

