Kalesang – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara. Tren penurunan angka kemiskinan di wilayah lingkar industri tambang Maluku Utara terus berlanjut dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data 2020–2024, tiga daerah utama yang menjadi pusat aktivitas industri tambang Halmahera Tengah, Halmahera Timur, dan Halmahera Selatan menunjukkan perubahan signifikan dalam jumlah maupun persentase penduduk miskin.
Kabupaten Halmahera Tengah mencatat penurunan kemiskinan tertinggi. Persentase penduduk miskin turun dari 13,56 persen pada 2020 menjadi 10,71 persen pada 2024. Secara jumlah, penurunan juga terlihat dari 7,7 ribu jiwa pada 2020 menjadi 6,44 ribu jiwa pada 2024.
Penurunan ini terjadi secara konsisten setiap tahun, seiring tumbuhnya aktivitas ekonomi di kawasan industri pertambangan nikel milik PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berlokasi di Kecamatan Weda, Halmahera Tengah. Kehadiran kawasan industri ini menjadi motor utama perputaran ekonomi dan peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Sementara itu, Halmahera Timur juga menunjukkan arah perbaikan. Persentase penduduk miskin menurun dari 15,45 persen pada 2020 menjadi 11,91 persen pada 2024, dengan jumlah penduduk miskin turun dari 14,97 ribu jiwa menjadi 12,27 ribu jiwa dalam periode yang sama. Penurunan ini mencerminkan dampak positif aktivitas industri pengolahan dan pertambangan yang mulai berkembang di wilayah tersebut, meskipun belum seintensif Halmahera Tengah.
Berbeda dengan dua daerah tersebut, Halmahera Selatan justru mengalami sedikit kenaikan kemiskinan. Persentase penduduk miskin meningkat dari 5,21 persen pada 2020 menjadi 5,63 persen pada 2024, dengan jumlah penduduk miskin naik dari 12,41 ribu jiwa menjadi 13,69 ribu jiwa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa aktivitas tambang di wilayah ini belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat secara luas.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa wilayah lingkar tambang di Maluku Utara mengalami tren positif dalam pengurangan kemiskinan, terutama di daerah yang menjadi pusat kegiatan industri besar seperti Halmahera Tengah. Namun, masih terdapat kesenjangan antarwilayah yang perlu diatasi agar manfaat pembangunan dan investasi tambang dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Editor: Wendi Wambes

