Kunjungi Komunitas di Batu Malang, SAG Kagum Semua Dilakukan Secara Swadaya
TERNATE (kalesang) – Komunitas Save Ake Gaale (SAG) Kelurahan Sangaji, Kota Ternate Maluku Utara, selama dua hari, Kamis-Jumat (26 -27/5/2022) melakukan kunjungan ke Komunitas Peduli lingkungan di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Ada dua komunitas yang dikunjungi SAG yakni KSM Dodoprejo dan Komunitas Sabers Pungli untuk belajar mengelola sampah dan merubah sumber air menjadi destinasi wisata.
Kunjunganyang diinisiasi Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Kalpin M. Nur ini, dipimpin Lurah Sangaji, To Kahar, ketua SAG Alwan Arif serta Gantar.
Lurah Sangaji To Kahar kepada kalesang,id menjelaskan ada dua hal yang telah dipelajari dan perlu diterapkan di Kelurahan Sangaji Kecamatan Ternate Utara yani pengelolaan sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis degan cara memilah agar tidak semua sampah berakhir di Tempat pembuangan Akhir (TPA) dan belajar tentang bagaimana mengelola sumber air menjadi destinasi wisata dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
“Untuk pengelolaan sumber air kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar sumber air Ake Gaale yang ada di Kelurahan Sangaji bisa dikelola menjadi spot wisata alam dan edukasi.”Ungkap To Kahar, sesaat setelah kembal ke Ternate.
Sementara Kalpin M. Nur menambahkan, pihak Balai Wilayah Sungai Maluku Utara terpanggil untuk memberi dukungan pada komunitas SAG untuk belajar di Jawa Timur, karena ada kesamaan isu antara Sumber Air di Batu Malang dengan Sumber Air Ake Gaale.
“Itu membuat saya merasa wajib untuk memfasilitasi, karena ada semangat kerja sama antar pemuda serta komunitas SAG yang begitu tinggi dalam hal penyelematan sumber air.”Ujar Kalpin.
Sementara Ketua Komunitas SAG, Alwan menegaskan, ada banyak hal yang patut diadopsi dari kegiatan Sabers Pungli di Kota Batu, karena ada kesamaan masalah dengan Kota Ternate yakni air dan sampah.
Yang berbeda, mereka sukses mewujudkan mimpi untuk membebaskan sumber air dari sampah dan mencipkan sebuah destinasi wisata baru. Kemudian merubah mindset masyarakat bagaimana memperlakukan sampah.
“Ternyata sampah itu tanpa didaur ulangpun punya nilai ekonomis. Buktiya apa di TPA sana (Batu, Malang) banyak sekali pekerja yang memilah sampah kemudian merubahnya menjadi rupiah.”Ungkap Alwan sembari menambahkan jika komunitas yang ada di Batu, Malang bergerak secara swadaya tanpa bantuan pemerintah. (Wawan Kurniawan)