Membaca Realitas
728×90 Ads

Mengintip Aktifitas Kustalani Syakir Pembuatan Batik Tubo di Ternate

TERNATE (kalesang)– Suara riuh angin menemani dua orang lelaki membatik di rumah oleh-oleh Khas Maluku Utara, Kampung Makasar Timur, Kota Ternate pada Kamis (6/10/2022) siang.

Kustalani Syakir, berdiri di depan kompor dengan panci berisi air yang mendidih dipenuhi dengan batik yang sudah pada tahap akhir pembuatan.

Kepada kalesang.id, pria paruh baya ini mengatakan, batik yang diberikan brand Batik Tubo itu, memiliki dua metode pembuatan. Yakni cap berbentuk motif yang diinginkan dan tulis menggunakan canting.

Bahan pembuatan batik tubo terdiri dari, kain putih dengan jenis sutra dan berbahan dasar kapas, serta lilin khusus batik, yang digunakan sebagai tinta untuk menjiplak motif.

“Mayoritas digunakan kain sutra dan berbahan kapas, kalau ada kain yang terdapat bahan nilon, hasilnya akan mengkerut.” Jelas Pria asli Ternate ini.

Sambil tersenyum, ia menjelaskan proses pembuatan batik tubo dari awal hingga akhir. Tuturnya, jika membuat batik tubo dengan cara tulis, maka motif dari batik tubo tersebut akan digambar terlebih dahulu dengan pensil pada kain putih.

“Motif digambar pakai pensil, lalu dijiplak dengan canting.” Katanya.

Sementara, pembuatan batik tubo dengan metode cap, baginya terbilang mudah. Sebab, cap motif telah dipatenkan.

Kemudian, tahap selanjutnya yakni pewarnaan. Dalam proses pewarnaan, terdapat sejumlah warna yang digunakan. Diantaranya, cokelat, kuning, dan warna gradasi.

“Warna gradasi itu, corak warna yang dikembangkan dari dua atau lebih warna. Jika dipakai perlu lebih teliti saat dibuat.” Tuturnya

Kustalani Syakir Pemilik Brand Batik Tubo

Setelah pada tahap pewarnaan selesai, batik tubo yang sudah dilengkapi motif itu, dilanjutkan dengan tahap pelorotan atau memisahkan lilin batik yang masih menyatu dengan kain.

Selanjutnya, pada tahap akhir yakni pencucian. Pada tahap ini, menurutnya merupakan penilaian hasil warna. Yang mana, jika warna batik tubo masih belum maksimal, maka proses awalnya akan dimulai kembali.

“Kita bisa lihat apakah warna batik tubo sudah pas atau belum, kalau belum kita bisa memulai kembali untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.” Ucapnya

Jika proses pencucian selesai, barulah kain batik itu di jahit menjadi baju atau kain lainnya, diberi label merek dan mulai dipasarkan.(M-02)

 

 

Reporter: Sitti Muthmainnah
Redaktur: Wawan Kurniawan

728×90 Ads