Membaca Realitas

Jelang Piala Dunia, Ukuran Bendera Asing Lebih Besar, Abdul Kadir: Harus Diatur Pemerintah

TERNATE (kalesang) – Kota Ternate, jelang Piala Dunia 2022 Qatar, banyak warga yang mengidolakan tim negara kesayangan mereka. Satu per satu penggemarnya mulai memasang bendera negara asing yang bakal berlaga.

Di beberapa kelurahan di Kota Ternate, terpantau bendera negara lain yang berukuran besar itu, diikat pada tiang bambu, kemudiaan dinaikkan ke atas pohon dan diikat agar terlihat oleh semua orang yang lewat di jalan tersebut, sayangnya, ukuran bendera Republik Indonesia (RI) yang sengaja dinaikkan lebih kecil.

Adi (30), salah satu warga Kelurahan Gambesi, mengaku bendera sengaja dipasang untuk jelang piala dunia saja.

“Hanya saat piala dunia saja.” Ungkapnya pada kalesang.id. Selasa (15/11/2022).

Menurut pendukung Germany ini, sebenarnya ini bukan memihak pada negara asing, tapi hanya euforia menyambut Piala Dunia 2022 Qatar ini.

Sementara itu, akademisi Unkhair Program Studi Ilmu Hukum, Abdul Kadir Bubu mengatakan, sebenarnya tidak ada larangan absolut dari norma maupun undang-undang secara resmi untuk pemasangan bendera negara lain di negara ini.

“Tetapi yang semacam ini adalah menjadi kebiasaan dari masyarakat yang mesti diatur, dalam bentuk himbauan yang dilakukan oleh pemerintah setempat terutama Pemerintah Kota Ternate.” Katanya saat dihubungi via WhatsApp.

Ia juga menambahkan, himbauan yang dilakukan yaitu silahkan saja memasang bendera negara lain. Namun harus disertai dengan pemasangan bendera Merah Putih dan harus lebih tinggi.

“Sehingga euforia dalam menyambut piala dunia kita tidak mengesampingkan rasa nasionalisme.” Imbuhnya.

Ia juga mencontohkan, bisa lihat bendera kesultanan yang dipasang bersamaan dengan bendera Merah Putih, itu artinya punya kecintaan terhadap negara ini cukup baik.

“Tapi secara hukum, saya katakan bahwa ini tidak ada peraturan dari negara tentang euforia pemasangan bendera dalam event-event piala dunia atau turnamen olahraga.” Tandasnya.(tr-04)

 

 

Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Wawan Kurniawan