Membaca Realitas

Komisi IV DPRD Malut Siap Kawal Keluhan Guru

Malik: Kemarin Kami Baru Saja Diskusi dengan Dinas Pendidikan

TERNATE (kalesang) – Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Maluku Utara menggelar Konferensi III.

Agenda dengan tema IGTKI-PGRI bersatu membangun organisasi profesi mandiri dalam mewujudkan guru TK yang profesional dan bermartabat dilaksanakan di Asrama Haji Kota Ternate, Jumat (3/2/2023).

Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Maluku Utara (Malut), Abdul Malik Silia menyampaikan, pihaknya sangat siap untuk mengawal keluhan dari seluru para guru. Apalagi hal itu berkaitan dengan gaji yang belum terbayarkan.

“Kemarin kami baru saja berdiskusi dengan Dinas Pendidikan terkait tunggakan gaji guru honor yang kurang lebih 4 masuk 5 bulan. Selanjutnya PPPK itu juga kami sedang berdiakusi.” Katanya.

Baca Juga: Kronologi Singkat Lakalantas di Depan Muara Mall Ternate yang Tewaskan Satu Perempuan

“Saya kira pekerjaan guru merupakan sebuah perkejaan yang sangat mulia. Jadi ketika ada masalah di Dinas Pendidikan segera diberi tahu sehingga kita diskusikan secara bersama.” Sambungnya.

Sekretaris DPW PKB Maluku Utara itu mengaku, memang pekerjaan guru ini dirinya juga tidak mampu untuk laksanakan. Tetapi, ada hal lain yang memang secara ilmiah perlu pihaknya ingatkan terkait dengan permasalahan pendidikan.

Kata Malik, banyak riset membuktikan bahwa anak usia 0-6 tahun itu adalah anak yang usianya sangat produktif, dan ini menjadi tombak awal pada potensi besar yang belum diorganisir, yakni pendidikan anak usia dini di lingkungan keluarga dan masyarakat.

“Kami minta agar pihak sekolah ketika ada masalah, jangan hanya menyurat ke Dinas Pendidikan, tetapi juga ke Komisi IV DPRD Malut, supaya masalah tersebut bisa didiskusi secara bersama.” Pintanya.

Baca Juga: Dilaporkan Hilang, Dua Korban Longboat Tenggelam di Perairan Pulau Taliabu Ditemukan Selamat

Sejauh ini, lanjut Malik, dirinya belum pernah melihat guru senior melakukan demo terkait dengan masalah pendidikan. Kata dia, hanya ada beberapa guru yang sering mengomentari di media. Pihaknya mengundang mereka untuk berdiskusi soal keterlambatan gaji honorer tersebut.

Lelaki asal Kepulauan Sula itu mengingatkan bahwa kesehjateraan guru harus dipenuhi sebelum keringat mereka jatuh dan kering. Karena tidak ada yang lebih penting dari memback up kinerja-kinerja guru demi kemajuan pendidikan di Malut yang lebih baik lagi.

“Muda-mudahan ke depannya kekuatan besar ini bisa diorganisir, sehingga menjadi pemicu awal pendidikan di Maluku Utara.” Tandasnya.(tr-01) 

 


Reporter: Juanda Umaternate 

Redaktur: Junaidi Drakel