Petani Perempuan Menanam untuk Hidup
Aisyah: Semua Anak Sudah Menikah, Sekarang Saya Ingin ke Tanah Suci
TERNATE (kalesang)– Petani adalah seseorang yang profesinya adalah bercocok tanam baik diatas lahan pribadi atau sewaan.
Petani tak hanya menanam saja, melainkan merawat termasuk memupuk agar menghasilkan kualitas panen yang bagus. Hasil panen dari petani ini biasanya akan dijual kepada pengumpul untuk dipasarkan.
Tak bisa dipungkiri di zaman moderen ini, petani masih menjadi profesi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Di Maluku Utara khususnya, tak sedikit petani yang mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan tertinggi.
Seperti Aisyah Mun, warga Kelurahan Afe Taduma, Kecamatan Ternate Pulau, Kota Ternate yang menjalankan profesi petani sejak 2013 silam hanya bermodalkan lahan sewaan.
Berjalannya waktu, darah agraria yang mengalir dari sang ibu membuat wanita 61 tahun itu gigih menekuni profesinya sebagai petani hingga mampu memiliki lahan pribadi.
Saat ini, lahan seluas 1 Hektar milikinya digunakan untuk menanam berbagai macam komoditas, seperti jagung, kacang panjang, tomat, cabai rawait, cabai keriting, kangkung, bayam, dan bawang.
“Sebelumnya saya menjadi tukang jahit di rumah, tetapi saya sudah bertani dari tahun 2013. Lahannya, saya masih sewa punya orang, setelah beberapa tahun baru saya punya lahan sendiri.” Ungkap Aisyah kepada kalesang.id saat ditemui di kebunnya.
Karena keseriusannya, pada tahun 2013 Aisyah juga berhasil membentuk kelompok Wanita Tani Baru, dengan 25 anggota yang tersebar di Kelurahan Afe Taduma dan berhasil mendapatkan bantuan alat bertani melalui program kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Dinas Pertanian Kota Ternate.
“Saya terpilih menjadi ketua kelompok tani, jadi saat ini saya menanam di lahan sendiri juga di lahan kelompok.” Ucapnya.
Siang itu dibawah terik matahari, Aisyah mengisahkan, sejak menjadi tulang punggung keluarga tahun 2017 karena suaminya meninggal dunia, ia memantapkan hati dan niatnya agar lebih semangat dalam bertani agar bisa melanjutkan kehidupan keluarga.
Keseriusannya memilih profesi petani kini berbuah manis. Dari penjualan hasil panen per har bisa mencapai Rp1 Juta. Hasilnya, dapat memenuhi kebutuhan keluarga hingga sukses menyekolahkan 6 anaknya.
Dari 6 anak, 2 orang berhasil menjadi sarjana dan 4 lainnya tamat SMA dan memilih membuka usaha sendiri, salah satunya menjadi seorang pengusaha bengkel.
“Saya tidak main-main dalam menjalankan profesi sebagai petani, apalagi setelah suami meninggal, saya harus penuhi makan minum sehari-hari dan bayar uang sekolah anak-anak.” Tuturnya.
Selain sukses menyekolahkan anak-anaknya, wanita murah senyum itu berhasil mengubah rumah kebun yang awalnya berbahan papan kini jadi rumah permanen.
“Awalnya rumah ini dibangun menggunakan papan, namun lama kelamaan papannya rapuh lalu saya dan anak-anak bekerjasama untuk membangung ke rumah yang lebih layak, tentunya pembangunannya juga menggunakan uang hasil panen.” Ucapnya.
Kini di sisa hidupnya, Aisyah berharap hasil panen kebun bisa membawanya menjalankan ibadah haji, sebab baginya dengan usianya saat ini yang tersisa hanyalah untuk ibadah kepada Allah SWT.
“Tanggung jawab saya kepada anak-anak selesai karena mereka sudah menikah, yah sisanya saya beribadah. Saya ingin ke tanah suci.” Tutup Aisyah tersenyum.
Reporter: Sitti Muthmainnah
Redaktur: Wawan Kurniawan