Membaca Realitas
728×90 Ads

Begini Perjalanan Warkobas Ternate Merintis di Dunia Bisnis

 

TERNATE (kalesang) – Di tengah kepungan kedai kopi di Kota Ternate, Maluku Utara, ada salah satu kedai yang dikenal dengan Warung Kopi Basudara (Warkobas). Saat ini kedai tersebut masih tetap ramai dikunjungi para pelanggan.

Warkobas ini dibangun 5 orang bersaudara, yakni Syarif Zaki Alhaddar, M. Chaidar Albaar, M. Haikal Alhadaar, Nur Jihan Albaar dan Jafar Shadiq Alhadaar.

Di mana, Warkobas mulai dijalankan sejak 21 september 2019 silam di belakang gedung Fakultas Ekonomi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate.

Zaki sapaan akrab Syarif Zaki Alhaddar mengaku, usaha yang dijalani saat ini adalah merupakan hasil patungan tanpa harus meminta bantuan dari orang tua mereka masing-masing.

Sebab, lanjutnya, bagi mereka, semakin banyak orang maka tentu budget yang dibutuhkan untuk membangun kedai juga semakin kecil. Namun yang pastinya mempunyai risiko besar.

Untuk itu, kata dia, hal utama yang perlu diperhatikan adalah orang yang benar-benar bisa diajak kerjasama dan sepemahaman ketika membangun usaha, sehingga tidak adanya kecemburuan sosial ke depannya.

Awal jalani usaha, Zaki menceritakan, kedai mereka terbilang lancar karena berada di ruang lingkup kampus, dan tidak menutup kemungkinan harga setiap menu juga pasti akan disesuaikan dengan uang saku mahasiswa.

Sehingga, tak heran jika kedai itu begitu ramai dikunjungi para pelanggan. Namun sialnya, hal itu tidak bertahan lama sejak hadirnya Covid-19 di awal tahun 2020, mengakibatkan usaha mereka sempat vakum selama beberapa bulan.

“Usaha kami sempat berhenti, kalau dihitung-hitung waktu itu cukup rugi, karena kedai yang dibangun baru berjalan enam bulan.” Ungkapnya, Kamis (6/7/2023).

Tak henti di situ, Zaky menambahkan, 20 November 2020 mereka kembali membangun usaha tersebut di Pelabuhan Semut Mangga Dua, Kecamatan Ternate Selatan, yang saat ini menjadi salah satu tempat nongkrong bagi anak muda maupun keluarga.

Menariknya, Warkobas ini menyajikan kopi dengan teko atau wadah yang cukup besar agar bisa dinikmati secara bersama-sama oleh saudara, kerabat dan lain sebagainya, karena konsep yang dibangun Warkobas adalah saudara.

“Jadi siapapun yang datang, mau tua atau muda, mau dari kalangan manapun jika sudah berkunjung ke Warkobas maka kita adalah saudara.” Kata Zaki sambil melempar senyum kecil.

Di usia usaha yang sudah memasuki 4 tahun ini, Zaki dan saudaranya selalu kembangkan konsep yang menarik mulai dari ruang hingga menu-menu yang disediakan.

Hal ini dilakukan agar para pelanggan yang datang tak hanya sekadar menikmati kopi saja, tetapi ada menu-menu best seller lainnya. Tak lupa juga ada live music yang dihadirkan dalam seminggu sekali.

“Di luar sana, banyak kedai kopi kok, tapi kami selalu optimis dengan sediakan menu yang pas di lidah masyarakat tentunya.” Ujar Zaki.

Untuk itu, Zaki menyampaikan, saat ini mereka sering mengadakan event dengan sejumlah komunitas yang ada di Kota Ternate. Hal itu dilakukan agar tempat nongkrong tersebut selalu ramai dikunjungi orang.

Karena bagi mereka, untuk bangun sebuah usaha, seseorang harus melewati batas ketakutan apabila modal awal yang dikeluarkan itu belum kembali.

Sebab, jika hal itu terjadi, meskipun konsep awal yang dibangun sudah matang pun tak akan bisa bertahan lama. Olehnya itu, pentingnya untuk berani untuk memulai dan tentu mengambil resiko.

“Harapan ke depannya, pelabuhan Semut bisa dijadikan sebagai tempat untuk nongkrong atau bersantai-santai, sosialisasi dan jadi ruang edukasi bagi masyarakat Kota Ternate.” Tandasnya.(tr-04)

Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Junaidi Drakel

728×90 Ads