TERNATE (kalesang) – Kopi adalah tanaman asli pertanian yang dijadikan minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.
Kopi yang saat ini populer diberbagai kalangan, memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya terkenal.
Sejarah kopi mulai tercatat, sejak abad ke-9. Ternyata cikal bakal budaya kopi tak lepas dari perkembangan di Etiopia.
Kopi yang populer tidak serta merta muncul dan langsung dikenal masyarakat dunia. Menurut para ahli dan pengamat, biji kopi berasal dari tumbuhan yang banyak ditemukan di Etiopia yaitu sebuah negara yang terletak di Afrika.
Pernyataan tersebut menimbulkan cikal bakal budaya kopi yang kini populer digemari masyarakat dunia. Karenanya Etiopia dinobatkan oleh pengamat dan ahli kopi sebagai kampung halaman biji kopi.
Ada lima fakta disadur dari detikfood, yang bisa ditarik mundur dari sejarah perkembangan kopi di Ethiopia.
Mulai dari kemunculannya, perkembangan, hingga metode yang digunakan sangat berpengaruh dengan penyajian kopi yang berkembang kini:
1.Penemu kopi
Sebuah legenda apokrif menyatakan bahwa biji kopi di Etiopia pertama kali ditemukan oleh tokoh bernama Kaldi. Kaldi disebutkan seorang penggembala kambing yang melihat kambing-kambingnya memakan buah ceri berwarna merah.
Penasaran dengan buah tersebut Kaldi membawa beberapa buah, mengupasnya, dan memanggangnya di atas api. Ketika bijinya terpanggang, ia menemukan perubahan warna dan ada bagian yang retak.
Kaldi yang penasaran mencoba meletakkan biji tersebut ke dalam sebuah teko dan menyeduhnya dengan air panas. Tak disangka ketika ia meminumnya ia mendapat dorongan energi besar hingga tak bisa tertidur di malam hari.
2. Perkembangan budaya kopi
Sejak disebut ditemukan oleh Kaldi, tanaman kopi masih belum dibudidayakan secara baik. Baru pada tahun 15000an, orang Etiopia mulai menanam pohon kopi dan memanennya tetapi penanaman masih dilakukan secara liar.
Memasuki abad ke-16, penanaman pohon kopi mulai menggunakan teknik dan perawatan khusus. Hal tersebut seiring berjalannya produksi kopi yang secara khusus bertujuan untuk kepentingan komersial.
Beberapa negara tetangga seperti Yemen mulai melakukan pembelian kopi dan penjualan kembali ke seluruh dunia. Kemudian pada awal 1800an, kultivasi kebun kopi di Etiopia semakin diperluas serta perkembangan ekspornya juga semakin meningkat.
3. Daerah pertumbuhannya
Di Etiopia ada tiga wilayah yang populer sebagai tempat pertumbuhan kopi paling baik. Yirgacheffe, Sidamo, dan Harrar disebut memiliki perbedaan hasil biji kopi signifikan.
Di Yogarcheffe, biji kopi yang dihasilkan lebih harum dan beraroma. Sentuhan rasanya mirip seperti cokelat dan menyegarkan seperti buah serta dinobatkan sebagai biji arabika terbaik di dunia.
Sedangkan di Sidamo, biji kopinya lebih manis dan kompleks dengan warna yang pekat serta kandungan asam yang rendah. Biji kopi yang dipanen di Harrar cenderung memiliki rasa dan aroma yang mirip rempah dengan rasa yang mirip buah blackberry.
4. Mengangkat perekonomian petani
Pada tahun 1998-2000, Etiopia mengalami krisis yang mematikan. Akses lahan untuk penanaman makanan dan ekonominya merosot tajam hingga menyebabkan banyak kematian masyarakatnya.
Pada 2003, harga kopi di Etiopia juga menukik dan menjadi harga terendah sepanjang masa. Tetapi berkat kegigihan para petani dan pemerintah Etiopia yang terus menjadikan kopi sebagai komoditas ekspor terbesar, akhirnya lambat laun perekonomian mulai terselamatkan.
Kerja keras para petani kopi menjadi salah satu tonggak yang diandalkan negara hingga saat ini. Beberapa kerjasama perdagangan dunia juga sengaja dilakukan untuk menyelamatkan industri penjualan kopi yang paling menjanjikan bagi Etiopia.
5. Proses Dry Natural untuk kopi
Perkembangan metode penanganan dan penyeduhan di Etiopia juga semakin beragam seiring berjalannya waktu. Para petani dan produsen kopi mulai lebih cerdas mengolah kopi untuk mengeluarkan cita rasanya yang istimewa.
Biji kopi di Etiopia mayoritas diolah dengan metode Dry Natural Process. Artinya kopi akan dikeringkan selama beberapa waktu untuk menghadirkan rasa buah yang lebih kuat.
Proses ini membutuhkan waktu yang sangat panjang bahkan hingga berminggu-minggu lamanya. Selain itu rotasi perpindahan biji-biji kopi yang dijemur juga dilakukan guna menghadirkan fermentasi alami tetapi mencegah pertumbuhan jamur pada biji kopi.
Reporter: Siti Halima Duwila