TERNATE (kalesang) – Guru Madrasah MI, MTs, dan siswa-siswi dan Aliyah Rahmatullah Desa Kou, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, kampanye tolak tambang.
Salah satu guru di Madrasah Aliyah Rifai Galela, menegaskan, masuknya perusahaan ini sangat mengancam sumber kehidupan masyarakat, apalagi Desa Kou yang sangat rawan akan banjir.
Tentu, tambang juga akan berdampak pada lingkungan dan akan dirasakan oleh masyarakat setempat apabila masuknya perusahaan di suatu wilayah.
Makanya, kat dia, dari itu Siswa-Siswi dan para Guru Madrasah MI, MTs, Dan Aliyah Rahmatullah Kou, menggelar kampanye tuntutan penolakan tambang di sekolah.
“Masuknya pertambangan ini akan merusak tanaman warga seperti cengkeh, pala, dan kelapa. Selain itu juga air, tanah dan udara juga akan tercemar, seperti yang terjadi di Weda Halmahera Tengah.” Ujar Rifai, Rabu (13/9/2023).
“Mau hidup dimana kita? Apalagi Desa Kou ini baru gerimis saja banjir mulai melanda desa, tanaman warga tumbang, rumah-rumah terendam banjir.” Akunya.
Rifai mengemukakan, kampanye tersebut juga sebagai bentuk protes atas kejahatan perusahaan pertambangan yang akan beroprasi di wilayah Desa Kou, dimana berdasarkan data yang dikantongi bahwa ada 10 Izin Usaha Produksi (IUP) yang akan beroperasi di Pulau Mangoli tahun 2017 hingga 2030.
“Sasaran komoditi yang akan diambil adalah biji besi untuk kode komoditasnya mineral logam, salah satu perusahaan yang akan beroperasi adalah PT Aneka Mineral Utamadi wilayah Desa Kou Mangoli Timur dan ribuan hektar yang akan digarap oleh perusahan.” Jelasnya.
Hal yang sama disampaikan guru lainnya, Hairia Buamona, ia menyatakan masuknya perusahaan saat ini sangat berpengaruh terhadap masa depan generasi Desa Kou saat ini dan yang akan lahir nanti.
Menurut dia, generasi inilah yang akan hidup puluhan bahkan ratusan tahun, mereka yang akan merasakan dampak dari aktivitas pertambangan.
“Jika kita kita biarkan tambang masuk hari ini sama halnya dengan kita mewariskan hutan yang tak bisa dikatakan hutan karena sudah gundul di babat habis dan laut yang tak lagi biru.” Katanya.
Maka dari itu, lanjutnya, pihaknya menolak keras segala bentuk pertambangan yang akan masuk di Desa Kou.
“Kami Generasi Desa Kou beserta masyarakat menolak keras pertambangan PT. Aneka Meneral Utama di Desa Kou.” Pungkasnya.
Reporter: Rahmat Akrim
Redaktur: Junaidi Drakel