JAKARTA(kalesang) – Content creator Siskaeee baru-baru ini bikin heboh setelah mengaku pernah berhubungan intim dengan lebih dari 200 orang.
Curhatannya dengan Nikita Mirzani itu lantas viral dan mengundang pembicaraan netizen.
“Iya (sudah lebih dari 200 pria), itu sebelum masuk penjara. Sekarang mungkin 215, 16 kemarin, ya 216,” ujar Siskaeee pada Nikita dikutip dari detikhealth.
Lebih lanjut, Siskaeee bercerita bahwa ia mengingat betul dengan siapa saja ia melakukan hubungan intim. Ia mengaku selalu mencatat dengan siapa ia melakukan hubungan intim.
Padahal, gonta-ganti pasangan Bukan hanya menandakan pasangan tidak setia, infeksi menular seksual (IMS) juga menjadi salah satu hal yang identik sebagai akibat dari gonta-ganti pasangan.
Namun, IMS bukanlah satu-satunya ancaman bagi seseorang yang suka gonta-ganti pasangan. Kebiasaan ini juga bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental.
Salah satu prinsip berhubungan dengan aman adalah setia dengan satu pasangan. Memiliki lebih dari satu pasangan seksual justru bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan sebagai berikut.
1. Infeksi menular seksual (IMS)
Sifilis, gonore, dan infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan beberapa jenis penyakit infeksi seks menular yang paling sering terjadi.
Salah satu penyebab utama dari berbagai penyakit tersebut adalah kebiasaan gonta-ganti pasangan, baik dari sisi suami maupun istri.
Meskipun ada berbagai pengobatan yang bisa mengatasi IMS, penyakit ini tidak boleh disepelekan. Pasalnya, meski berasal dari aktivitas seksual, infeksi ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Sebagai contoh, infeksi HPV diketahui cukup berkaitan dengan kanker serviks, mulut, hingga kerongkongan.
Sayangnya lagi, berbagai penyakit tersebut sering kali baru diketahui saat kondisinya sudah cukup parah karena banyak pasien merasa malu untuk memeriksakan diri.
2. HIV/AIDS
Salah satu cara penularan paling mudah dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) adalah melalui cairan tubuh, termasuk air mani dan cairan vagina.
Itu sebabnya orang-orang yang sering berganti pasangan seksual, makin besar juga risiko penularan penyakit ini.
Ditambah lagi, infeksi HIV sering kali tidak disadari karena gejalanya yang mirip dengan masalah kesehatan pada umumnya.
Selain dengan setia bersama satu pasangan, cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risiko paparan HIV adalah dengan menggunakan kondom saat bercinta.
4. Ketergantungan zat adiktif akibat gonta-ganti pasangan
Akibat gonta-ganti pasangan yang sering kali tidak disadari adalah meningkatkan risiko ketergantungan pada zat adiktif.
Dari penelitian dalam ketergantungan ini kemungkinan disebabkan oleh perasaan malu, takut, atau bahkan tidak puas dari seseorang yang kerap berganti pasangan.
Untuk menutupi perasaan tersebut, mereka kerap melakukannya dengan mengonsumsi zat adiktif seperti alkohol.
Kombinasi antara kebiasaan gonta-ganti pasangan, mengonsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang juga akan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, salah satunya penyakit jantung.
5. Memicu kekerasan dalam hubungan
Memiliki lebih dari satu pasangan dalam berhubungan seksual, secara tidak langsung dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Pasalnya, beberapa orang memang sengaja berganti pasangan seksual karena merasa tidak puas, baik pada diri sendiri maupun pasangannya.
Dari rasa tidak puas itulah keharmonisan dalam rumah tangga akan terganggu. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa memicu kekerasan dan keretakan dalam hubungan.
Dengan segala akibat dan risikonya, dapat disimpulkan bahwa gonta-ganti pasangan adalah perilaku berisiko yang penting untuk dihindari.
Perilaku ini tidak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga emosional, baik dari sisi orang yang melakukan maupun pasangannya.
Oleh karena itu, jika Anda terlibat dalam situasi yang memungkinkan Anda untuk memiliki lebih dari satu pasangan, cobalah untuk memikirkan kembali berbagai risiko ke depannya.
Redaktur: Wawan Kurniawan