Membaca Realitas
728×90 Ads

Harita Nickel Komitmen Lestarikan Alam Laut Kawasi

Kalesang- Kawasan Industri Harita Nickel yang bertempat di Pulau Obi, Kab. Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara yang  dikelilingi oleh kawasan perairan. Membutuhkan komitmen dan keja keras untuk menjaga kelestarian ekosistem laut.

Melalui Divisi Enviromental yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pemantauan kondisi ekosistem laut Pulau Obi, khususnya di kawasan perairan Kawasi. Merupakan salah satu komitmen dari Harita Nickel dalam hal bisnis yang mengedepankan keberlanjutan termasuk kelestarian ekosistem perairan di Pulau Obi.

Sejak tahun 2010, Harita Nickel telah melakukan pemantauan dan evaluasi yang menunjukkan wilayah operasionalnya tidak memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan laut. Selain itu, beberapa ahli kelautan independen secara konsisten telah mengidentifikasi aktivitas penangkapan ikan yang produktif di sekitar Desa Kawasi.

Kondisi Terumbu Karang Laut Kawasi Pulau Obi (Dok Per 13 Mei 2024)

Untuk memfasilitasi studi tersebut Harita Nickel berinvestasi besar dalam fasilitas dan infrastruktur. Fasilitas ini termasuk kapal survei, peralatan canggih, dan instrumen terkini untuk memantau lingkungan laut.

“Prioritas utama kami adalah melindungi dan merehabilitasi lingkungan laut, terutama berlokasi di sekitar operasi penambangan kami. Untuk mencapai tujuan ini, kami telah menetapkan program kelautan dan bekerja sama dengan konsultan eksternal, pakar universitas, serta anggota masyarakat setempat terutama para pemuda untuk secara rutin mengevaluasi dan mengukur kesehatan ekosistem akuatik.” Ungkap Environmental Marine Compliance Manager Harita Nickel Windy Prayogo saat dikonfirmasi, Selasa (14/05/2024).

Lanjut Windy, sejumlah peralatan yang saat ini digunakan berupa Pengambilan sampel air laut yang dilengkapi dengan meteran CTD (konduktivitas, suhu, dan kedalaman) untuk mengukur profil kolom air laut Pemeriksa multiparameter untuk parameter lapangan ICP-OES (Inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy).

Kemudian untuk menganalisis elemen air Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk memantau fasilitas bangunan laut, seperti dermaga, pipa bawah air, serta lingkungan akuatik yang tidak dapat diakses oleh penyelam Alat pemantau gelombang pasang laut otomatis, peralatan menyelam, serta fasilitas pendukung lainnya.

“kami juga lakukan pelatihan di dalam dan luar negeri dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian personel divisi lingkungan laut.”. Tuturnya.

Tampak Ikan Hiu di Perairan Kawasi Pulau Obi (Dok Per 13 Mei 2024)

Sejak tahun 2022 Harita Nickel juga telah dilakukan dua penelitian berupa survei independen oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kolaborasi lain dengan Universitas Khairun Ternate. Kedua penelitian tersebut memberikan hasil positif. Penelitian pertama secara umum menunjukkan bahwa kualitas air laut di sekitar operasi Harita Nickel tergolong baik dan ikan aman untuk dikonsumsi.

“Pada penelitian kedua, kami mendapati bahwa ekosistem terumbu karang di area yang diteliti mendukung beragam spesies ikan, seperti lulu, kerapu, kakap, serta ikan pelagis besar dan kecil lainnya. Penelitian ini juga mengidentifikasi keberadaan ikan yang dilindungi secara nasional seperti hiu tikus, hiu karang sirip hitam, dan ikan Napoleon.” Jelas Windy

Menurut Windy melalui penelitian-penelitian ini juga, Harita Nickel telah mengidentifikasi beberapa lokasi ikan akan bertelur di sekitar wilayah operasi Harita Nickel  dan nantinya  berfokus pada pengembangan program terumbu karang buatan untuk membantu wilayah perairan kawasi membudidayakan populasi yang berkembang.

“Program ini juga akan membantu meningkatkan mata pencaharian para nelayan setempat dan memperkuat perdagangan perikanan.” Tutupnya.

Ikan yang Terlihat pada Kubus Berongga Terumbu Karang Buatan dari Limbah Tambang

Sebelumnya Tim survei yang dipimpin Dr. M Janib Achmad, pakar ilmu kelautan dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, juga mengungkap perairan Pulau Obi secara keseluruhan merupakan perairan yang subur karena memiliki klorofil yang melimpah. Dengan produktivitas yang masih terjaga, masyarakat setempat hingga kini tetap memilih menjadi nelayan.

“Di Obi itu perairannya subur karena klorofilnya melimpah, sehingga nelayan tetap menjadi nelayan,” jelasnya.

Beberapa waktu lalu Tim Napoleon yang diwakili Prof Dr Inneke Rumengan, yang merupakan dosen mata kuliah Planktonologi di Fakultas Perikanan dan Kelautan di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). mengatakan produktivitas perikanan di perairan pulau Obi, dalam hal keragaman ikan-ikan karang, plankton dan makrobentos masih menunjukkan kondisi perairan yang produktif, khas perairan tropis pada umumnya. Dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2021 menunjukkan kondisi komunitas biota laut yang stabil, tidak ada tren penurunan.

“Tim kami mengamati langsung dengan menyelam, mengamati jenis-jenis ikan yang ada di sana. Dari tahun ke tahun, trennya relatif sama. Merujuk ke ikan-ikan terumbu karang, cenderung ada sedikit peningkatan, baik dalam jumlah maupun jenisnya pada tahun 2020-2021,” kata Prof Inneke.

 

Penulis: Wendi Wambes

Editor: Tim Redaksi

728×90 Ads