Membaca Realitas
728×90 Ads

Pembentukan Program Peduli Kesehatan Jiwa pada Remaja di SMA Negeri 2 Kota Ternate

 

Oleh :

Arsad Suni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Al Azhar Muhammad, S.Kep, M.Sc

Marti Husen, S.Kep.,Ns.,M.Kep

________

A. Pendahuluan

Remaja pada masa perkembangannya juga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi, namun tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Banyak masalah mungkin akan di alami remaja dalam memenuhi tugas-tugas perkembangannya.Perkembangan sosial pada remaja, dapat dilihat dari dua macam pergerakan, pertama gerak memisahkan diri dari keluarga dan gerak menuju teman sebaya. Hal tersebut merupakan usaha remaja untuk masuk kedalam lingkup sosial yang lebih luas, sehingga remaja sangat rentan mengalami masalah psikososial yaitu masalah psikis yang timbul akibat dari perubahan sosial. Perubahan perilaku remaja di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan yang dikategorikan sebagai perilaku berisiko atau perilaku menyimpang. Hal ini senada dengan hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 sebanyak satu dari tiga remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir, setara dengan 15,5 juta remaja didalam negeri dan Satu dari 20 remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia juga mengalami gangguan mental setara dengan 2,45 juta remaja di tanah air. Di Provinsi Maluku Utara menunjukan remaja yang mengalami masalah mental emosional sekitar 13% (Kemenkes RI, 2018).

 

Berdasarkan hasil screening yang dilakukan pada siswa di salah satu SMA di Kota Ternate. dari 120 responden didapatkan bahwa terdapat beberapa masalah mental emosional yaitu pada aspek masalah conduct (perilaku atau sikap yang tidak sesuai) dengan proporsi nilai borderline dan abnormal tinggi. Dari hasil deteksi dini kejadian depresi, remaja belum banyak mampu mengatasi permasalahan yang dialaminya. Dengan demikian, perlu dilakukan pemberian edukasi pada remaja berupa pengetahuan tentang perkembangan dan pengenalan diri remaja agar dapat mencegah makin parahnya permasalahan kesehatan jiwa dan perilaku menyimpang pada remaja. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan bentuk implentasi hasil riset oleh tim peniliti Arsad Suni, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang dilakukan pada tahun 2022 tentang Deteksi dini kejadian depresi pada remaja. Fenomena diatas menjadi menarik untuk dilakukan langkah preventif atau pencegahan melalui intervensi berbasis sekolah.

Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Ternate, saat mengikuti sosialisasi terkait kesehatan jiwa. (Foto:Istimewa)

 

Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Namunsebagian besar remaja kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup, sehingga rentan terhadapmasalah kesehatan mentalHal ini menjadi penting bagi remaja untuk mendalami pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan di masa remaja agar dapat memahami dirinya sendiri dan berbagai informasi yang tepat dengan teman sebayanya serta mampu berkomunikasi posifitif,memberikan dukungan dan pertolongan awal pada teman sebaya yang sedang menghadapi permasalahan(Rahmawaty et al., 2022)

Peran orang tua dan guru dalam memantau kemajuan tumbuh kembang anak dan remaja sangat perlu untuk mengontrol perkembangan karakter pada anak dan remaja melalui proses interaksi sosial di lingkungannya.Lingkungan sangat penting dan cukup berpengaruh proses perkembangan sosial emosional. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang positifdemikian sebaliknya jika remaja berhadapan dengan lingkungan yang buruk. Upaya orang tua dan guru melalui perannyajuga dapat memberikan hal positif tetapi bisa juga hal negatif ke anak/remajaPeran dan dukungan yang kurang tepat sangat berpengaruh terhadap proses kemajuan remaja(Khoirudin, 2018).       

Salah satu upaya yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan, agar menciptakan perilaku kondusif untuk kesehatanartinya dengan pendidikan kesehatan remajadapat menyadari bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan diirinya dan orang lain, serta dengan cerdas kemana seharusnya mencari pertolonganjika mengalami kondisi sakit (Windasari, 2016)

      

B. Tujuan

Membentuk program peduli kesehatan jiwa berbasis sekolah melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan jiwa pada remaja, untuk mencegah dampak negatif yang mempengaruhi gangguan fungsi perkembangan mental emosional, serta menurunkan angka kejadian gangguan mental emosional pada remaja dan mewujudkan potensi dirinya melalui pemberian edukasi.

 

C. Lokasi, Waktu, dan Sasaran

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertempat di ruangan pertemuan SMA Negeri 2 Kota Ternate. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari, yaitu 28 – 29 Mei 2024, dengan sasaran dan target sebanyak 100 orang siswa/siswi dan 17 – 20 orang guru SMA Negeri 2 Kota Ternate.

 

D. Pelaksanaan

Salah satu tugas pokok dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, sebagaimana yang dilaksanakan oleh tim pengabdi Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Ternate (Polkester), dengan Ketua Tim Arsad Suni, S.Kep, Ns., M.Kep bersama anggota Al Azhar Muhammad, S.Kep.,M.Sc, dan Marti Husen, S.Kep, Ns., M.Kep serta 5 orang mahasiswa Prodi Diploma Tiga Keperawatan Polkester yang berlokasi di SMA Negeri 2 Kota Ternate. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari,yaitu pada tanggal 28 – 29 Mei 2024, mencakup kegiatan Edukasi kepada 100 orang siswa/siswi dan Pendampingan kepada 20 orang guru SMA Negeri 2 Kota Ternate tentang “Pengenalan Dini dan Cara Mengatasi Depresi”. Untuk kelompok guru yang diprioritaskan adalah guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas, dengan harapan hasilnya dapat ditindaklanjuti dalam program peduli kesehatan jiwa remaja. 

Pada materi pertama tentang “Trend dan Issue Penyimpangan Perilaku Remaja” yang disampaikan oleh Arsad Suni, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku ketua tim pengabdi Jurusan Keperawatan Polkesterdimana dalamulasan awal menyebutkan bahwa Negara Maju membutuhkan generasi muda yang sehat fisik dan mental, gembira, tangguh, inovatif dan produktif. Dengan demikian masalah penyimpangan perilaku seperti kebiasaan merokok, miras, narkoba, kekerasan fisik, adiksi game online, dan buyilling harus segera dilakukan langkah pencegahan dan penanganannya agar tidak mencetuskan terjadinya Depresi pada remaja sebagai generasi muda yang diharapkan. Sedangkan materi terkait Depresi pada remaja oleh anggota tim pengabdi Marti Husen, S.Kep. Ns.,M.Kep, menyebutkan masa remaja adalah masa transisi dimana individu memulai transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Erikson masa transisi ini merupakan masa untuk menemukan jati dirinya. Selama masa pencarian identitas diri, remaja mengalami masa kegembiraan dan ketegangan yang tinggi dalam merespon perubahan fisik dimasa puberitasnya (Stuart, 2016).Federasi kesehatan mental Dunia merumuskan kesehatan mental sebagai kondisi yang dapat memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik intelektual dan emosional. Masalah mental emosional yang tidak diselesaikan dengan baik, maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut dimasa yang akan datang, terutama terhadap pematangan karakter dan memicu terjadinya gangguan perkembangan mental emosional. Gangguan perkembangan mental emosional berdampak terhadap meningkatnya masalah perilaku pada saat dewasa kelak  (Rozali et al.,2021).

 

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat program kemitraan Jurusan Keperawatan PolkesterArsad Sunikembali menegaskan bahwa Depresi marupakan masalahkesehatan mental sangat kritis karena tidak terdeteksi oleh keluarga atau orang-orang disekitarnya yang awam terhadap gejala depresi itu sendiri, sehingga klien sering mengambil keputusan berupa jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya atau lazim disebut kejadian bunuh diri di kalangan remaja tak dapat dihindari. Untuk itu siswa/siswi SMP dan SMA sebagai kelompok remajaharus diberi pemahaman secara komprehensif tentang “Pengenalan dini dan cara mengatasi Depresi”, agar mereka dapat mengetahui tanda dan gejala orang dengan percobaan bunuh diri serta langkah-langkah antisipatif yang dapat meminimalkan resiko bunuh diri akibat depresi. 

 

E. Evaluasi

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat program kemitraan oleh tim pengabdi Jurusan KeperawatanPolkester ini mendapat sambutan positif dan dukungan luar biasa oleh pihak SMA Negeri 2 Kota Ternate, terutama kepala sekolah bapak Kandacong, S.Pd, M.Pd.Si dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bapak H. Amiruddin S. Radjiloen, yang telah memfasilitasi ruangan pertemuan, sound sistem, siswa/siswi dan guru-guru sebagai peserta

Kegiatan Edukasi maupun Pendampingan dibuka oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bapak H. Amiruddin S. Rafjiloen mewakili Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Ternate yang sedang Dinas Luar. Dalam sambutannya pak H.Amir (demian sapaan untuk pak Amiruddin) menyampaikan ucapan terima kasih dan penhargaan keada pihak Polkester, khususnya tim pengabdi Arsad Suni, dkk atas kesempatan memlih SMA Negeri 2 sebagai lokasi kegiatan. Lebih lanjut kata pak H. Amir, selama ini belum ada kegiatan dosen Perguruan Tinggi berupa penelitian maupun pengabdian masyarakat dilaksanakan di SMA 2, baru dari Polkester. Beliau sangat berharap kegiatan ini kiranya terus berlanjut untuk setiap tahunnya, karena menurut pak H. Amir, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi siswa/siswi maupun guru-guru, apalagi temanya menyangkut kesehatan jiwa remaja, dimana saat ini kita selaku seorang guru maupun sebagai orang tua sangat merasakan bagaimana dampak perkembangan era digitalisasi terhadap penyimpangan perilaku.

Untuk kegiatan Edukasi tentang “Pengenalan Dini dan Cara Mengatasi Depresi” yang diikuti oleh perwakilan siswa/siswa sebanyak 100 orang. Mereka  sangat antusias  mengikuti pemberian materi tentang “Trend dan Issue Penyimpangan Perilaku Remaja di Indonesia” dan materi “Pengenalan dini dan cara mengatsi Depresi” dari awal hingga berakhir tanpa meninggalkan ruangan. Antusias mereka semakin terlihat ketika  dibuka kesempatan tanya jawab, mereka saling berebutan untuk bertanya dan yang menaraik adalah salah seorang siswi (biasa disapa Linda) berani menyampaikan sharing pengalaman pribadimengalami tekanan dari orang tuanya yang menuntut dirinya harus berprestasi di sekolah. Lanjut kata Linda, awalnya tekanan orang tua itu membuat ia sangat stress, namun ia berusaha untuk melewati tantangan tersebut dengan tekun belajar hingga bisa menjawan tantangan itu tanpa depresi.

Selanjutnya evaluasi terhadap kegiatan pendampingan yang diikuti oleh guru-guru sebanyak 20 orang, yang secara umum menunjukkan antusias mengikuti kegiatan ini kurang lebihi sama seperti antusias siswa/siswinya. Kegiatan pendampingan ini, tim pengabdi awali dengan pre-test, lanjut pemberian materi, tanya jawab dan diakhiri dengan post-test. Hasil pre-test terhadap 20 orang guru sebagai peserta, menunjukkan rata-rata memiliki pengetahuan cukup pada aspek mengenal tanda dan gejala depresi, namun memliki pengetahuan kurang pada aspek upaya penanganan awal depresi. Sebaliknya post-test yang dilakukan setelah pemberian materi dan tanya jawab, hasilnya menunjukkan rata-rata peserta berpengetahuan sangat baik dalam deteksi dini dan cara menanggulangi depresi. Selain evalusi berdasarkan hasil pre-post tes tersebut, perlu dijelaskan bahwa seluruh peserta sangat aktif mengikuti proses pendampingan, baik pada saat pemberian materi dari tim pengabdi maupun pada waktu dibuka kesempatan tanya jawab, dimana sebanyak 7 orang peserta mengajukan pertanyaan dan sharing pengalaman serta meminta kesediaan waktu tim pengabdi agar kedepannya bisa sharing pengetahuan dan pengalaman dengan guru-guru di SMA Negeri 2 Kota Ternate.

Berdasarkan hasil evaluasi dan antusias pihak SMA Negeri 2 Kota Ternate, baik kepala sekolah dan wakil kepala sekolah beserta jajarannya, guru-guru maupun siswa/siswi, maka selaku ketua tim pengabdi Dosen Jurusan Keperawatan Polkester, Arsad Suni berharap kepada guru-guru yang mengikuti pendampingansupaya apa yang diperoleh dari kami tim pengabdi, kiranya dapat diterapkan, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga. Selanjutnya Arsad juga menegaskan bahwa jika dibutuhkan sharing pendapat, dirinya selalu siap untuk berbagi sedikit pengetahuan yang dimilikinya dengan siapa saja termasuk guru-guru dan siswa/siswi di SMA Negeri 2 Kota Ternate. Semoga bentuk kerjasama yang baik ini terus berlanjut kedepannya. 

728×90 Ads