TERNATE (kalesang) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), berdasarkan produksi komoditas barito Halmahera Timur (Haltim) dan Halmahera Barat (Halbar) berpotensi sebagai lumbung pangan.
Dalam rapat TPID yang dihadiri Pj Gubernur Provinsi Maluku Utara, Drs. Samsuddin Abdul Kadir, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan dan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Malut, Tunas Agung Jiwa Brata, berserat Forkopimda Maluku Utara.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, dalam rapat TPID ini menyampaikan, berdasarkan data historis, inflasi Maluku Utara pada semester ke-2 relatif stabil namun akan meningkat pada momen hari besar Natal dan Tahun Baru. Komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi yaitu, ikan malalugis, angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, hingga tomat.
“Adapun faktor pendorong inflasi di Maluku Utara meliputi kondisi cuaca, preferensi konsumsi masyarakat, dan transportasi, berperan dalam pembentukan harga di Provinsi Maluku Utara serta menjadi faktor pendorong terjadinya inflasi,”ungkapnya.
Sementara, dilihat dari sisi produksi, Kabupaten Halmahera Timur menjadi kontributor tertinggi untuk produksi beras sedangkan produksi komoditas barito mayoritas berasal dari Kabupaten Halmahera Barat.
“Kedua kabupaten tersebut berpotensi menjadi lumbung pangan di Maluku Utara sebagai pemasok utama dari intra provinsi sekaligus menjadi buffer stock ,”pungkasnya.
Penulis : Yunita Kaunar
Editor : Yunita Kaunar