KALESANG – Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Maluku Utara, Kombes Pol Hariyatmoko akhirnya angkat bicara terkait postingan yang diunggah akun tiktok atas nama @harihari7991 yang diduga menyebar berita bohong.
Kata dia, secara pribadi merasa dirugikan dengan adanya postingan tersebut sehingga pihaknya bakal menempuh jalur hukum. Bahkan, saat ini orang nomor satu di Polairud Polda Maluku Utara itu telah di periksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam).
“Tentu saya merasa dirugikan, nama baik saya, keluarga saya, kesatuan saya, anak buah saya, dan Polri merasa tercemar. Saya saat ini sedang dimintai klarifikasi oleh Bidang Propam dan Irwasda Polda Maluku Utara. Tinggal kita menunggu hasilnya, semoga kasus ini cepat selesai.” Katanya, Senin (16/12/2024).
Hariyatmoko mengatakan, dalam memimpin suatu kesatuan tentu ada anggota yang puas dan ada anggota yang tidak puas terhadap kebijakan yang diterapkan. Tetapi sebagai Dirpolairud, ia tetap berpedoman sesuai perintah atasan terkait tugas dan fungsi kepolisian Polairud.
“Saya sebagai Polri tentu akan menempuh cara-cara yang baik. Dalam artian kalau memang itu baik maka harus dimaafkan dan berdamai. Tetapi kita akan jalani sesuai dengan proses hukum saja, jadi kita serahkan semuanya kepada pimpinan dan institusi.” Ujarnya.
Sekadar informasi, akun @harihari7991 yang diduga bersumber dari internal Dirpolairud itu meminta Presiden dan Kapolri Listyo Sigit serta Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol Midi Siswoko untuk mengevaluasi Direktur Polairud, karena Dir Polairud diduga memotong anggaran minyak dan mengambil anggaran harwat kapal.
Akun itu juga mengungkapkan bahwa, Dirpolairud juga meminta kepada komando kapal untuk menyetor uang masing-masing senilai Rp 5 juta kepadanya dengan alasan untuk memeriahkan HUT Ditpolairud. Bahkan, melarang anggota untuk melaksanakan salat.
Tidak sampai di situ, akun itu menulis bahwa Kombes Pol Hariyatmoko merupakan pimpinan terburuk yang pernah bertugas di Dpolairud Polda Malut. Anggota yang bertugas di bawah perintahnya sangat merasa tertekan dengan setoran yang harus dibayarkan ke dia.
Kemudian, banyak lagi uang-uang haram yang diperoleh dari menyusahkan anggota dan masyarakat khususnya dalam tangkapan yang selalu meminta bayaran. Ironisnya, belum sampai setahun menjadi direktur tapi sudah membangun rumah megah yang berada di Kelurahan Sabia, Kota Ternate.
“Mohon bantuannya komponen masyarakat dan media agar bantu viralkan hingga ke Mabes Polri.” Tulis akun itu.
Reporter: Djuanda
Editor: Redaksi