TERNATE (kalesang)– Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Ternate, mencatat pencapaian penting dengan terlaksananya ekspor perdana produk feronikel hasil olahan nikel oleh PT Karunia Permai Sentosa, penerima fasilitas Kawasan Berikat di Pulau Obi, Maluku Utara.
Ekspor ini dilakukan pada Kamis, 16 Januari 2025, melalui pelabuhan milik perusahaan tersebut.
Sebanyak 1 bulk feronikel dengan total berat 9.975,238 metric ton dikirim ke pasar internasional, dengan estimasi devisa hasil ekspor mencapai USD 12 juta.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi yang dicanangkan pemerintah untuk mendorong pengolahan sumber daya alam di dalam negeri sebelum diekspor, sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
Kepala Kantor Bea Cukai Ternate, Jaka Riyadi, menegaskan komitmennya dalam mendukung industri dalam negeri melalui peran sebagai industrial assistance dan trade facilitator.
“Kami sangat mendukung kebijakan nasional dalam rangka hilirisasi untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam. Bea Cukai Ternate akan terus memberikan pendampingan dan fasilitas guna memastikan kelancaran proses ekspor,” ujar Jaka Riyadi, Selasa (21/1/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Keberhasilan ini adalah bukti nyata kerja sama yang baik. Kami berharap dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku usaha, dapat memberikan manfaat optimal bagi perekonomian daerah, khususnya di Maluku Utara,” tambahnya.
Peran Kawasan Berikat
PT Karunia Permai Sentosa, sebagai penerima fasilitas Kawasan Berikat, memanfaatkan kebijakan ini untuk mengembangkan industri pengolahan nikel di Pulau Obi. Fasilitas tersebut memungkinkan perusahaan mendapatkan insentif yang mendukung efisiensi produksi dan peningkatan daya saing di pasar global.
Ekspor perdana ini menjadi bukti keberhasilan kebijakan hilirisasi yang terus didorong pemerintah, sekaligus menegaskan peran strategis Bea Cukai Ternate dalam mendukung pertumbuhan sektor industri dan ekspor di Maluku Utara.