Membaca Realitas
728×90 Ads

Ketua DPC Partai Demokrat Halteng Diduga Tipu Musisi Asal Sula

KALESANG – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Provinsi Maluku Utara, Wahab Nurdin diduga telah menipu salah satu musisi yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Sula berinisial JR alias Jey.

Pasalnya, Jey yang dipakai oleh Wahab untuk bernyanyi di kampanye pada Pemilihan Legislatif di Halmahera Tengah itu sampai saat ini belum mendapat bayarannya sama sekali. Bahkan ia sempat mendapat ancaman dari Wahab.

Jey mengatakan, masalah ini bermula ketika pada saat acara organisasi Sula Mangole Taliabu (SMT) yang digelar di Halmahera Tengah, sehingga ia sempat menawarkan diri kepada panitia untuk mengisi acara tersebut secara sukarela.

“Waktu saya bernyanyi itu bupati juga sempat hadir, dan bapak Wahab Nurdin selaku Ketua DPC Partai Demokrat juga hadir. Setelah menjelang satu Minggu begitu saya dihubungi oleh saudari Jia yang merupakan panitia SMT itu.” Katanya, Jumat (7/03/25).

Jey mengaku bahwa, Jia menelepon dirinya karena dapat suruh dari Wahab untuk menghubunginya agar mengisi acara kampanye tertutup dari partai Demokrat di Desa Lelilef. Saat itu ia juga bersama seorang penyanyi perempuan dari Kota Manado.

“Setelah nyanyi dan keesokan harinya saya menghubungi Jia untuk menanyakan soal pembayaran, namun Jia menjawab kalau dirinya sudah menanyakan kepada Pak Wahab tapi mungkin beliau sedang sibuk sehingga belum sempat dibayar.” Ujarnya.

Dari situ, kata Jey, menjelang beberapa minggu ia kembali menanyakan hal yang sama, tetapi Jia menjawab bahwa kalau Wahab ingin memakai dirinya bernyanyi sekali lagi disaat kampanye akbar partai Demokrat, dari situ nanti dibayar sekalian.

“Saat itu saya bilang di Jia boleh saya bernyanyi, tapi ingat dijob awal belum dibayar, jadi saya mohon nanti setelah nyanyi yang ke dua ini nanti bayar sekalian, dan saat itu Jia juga sepakat. Setelah beberapa jam Pak Wahab hubungi saya dengan maksud yang sama, dan saya juga setuju.” Ujarnya.

Jey menyatakan, saat hendak bernyanyi ia sempat bertemu dengan penyanyi perempuan asal Manado itu, di situ ia sempat menanyakan soal pembayaran, dan penyanyi itu menjawab kalau mereka sudah dibayar sebesar Rp5 juta.

“Besoknya saya tanya di Jia soal bayarannya bagaimana, dia bilang nanti dia komunikasi lagi dengan pak Wahab, saya tetap bersabar hingga kurang lebih beberapa Minggu dan mulai bertanya lagi. akhirna bapak Wahab sampaikan ke Jia minta ketemu dengan saya.” Akunya.

Saat bertemu di sebuah cafe, lanjut Jey, kebetulan malam itu mereka juga ada miting sehingga ia ikut bergabung, tidak berselang lama Jia kemudian mulai menanyakan kepada Wahab dan dimintalah nomor rekening agar nantinya ditransfer uang tersebut.

Sialnya, sampai pada besok hari Wahab enggan menuruti janji itu, dan itu bukan kali pertama terjadi, tetapi sudah berulang-ulang kali. Bahkan Jey sempat diancam oleh Wahab, padahal ia hanya ingin menanyakan soal upah bernyanyinya saja.

“Saat saya chating tanya, Pak Wahab bilang kamu siapa, terus saya jawab bahwa ini Jey. Saat tanya soal uang manggung Pak Wahab balik tanya ke saya uang apa ya, jadi saya bilang kalau bapak tidak mau kasih saya akan lapor. Terus beliau bilang kamu mau lapor soal apa? kalau mau ambil uang nanti kita ketemu di Iwip, sekarang kamu kerja di bagian apa, kamu belum tahu saya siapa.” Kata Jey meniru ucapan Wahab.

Dari situ kata Jey, ia merasa kalau dirinya sedang diancam sehingga sudah mulai takut karena telah membawa-bawa pekerjaan. Namun setelah hampir setahun lebih, ia mencoba untuk melapor ke Polsek Lelilef, tetapi mereka mengatakan bahwa kalau menyangkut partai silahkan ke Polres Weda saja.

“Saya sempat lapor ke Polsek Lelilef sebanyak dua kali, tapi polisi bilang kalau menyangkut partai langsung ke Polres Weda, supaya mereka bisa panggil Wahab, karena sempat ada yang lapor dia lagi soal mobil yang mereka pakai untuk kampanye tidak dibayar. Tapi sampai sekarang Pak Wahab belum bayar upah saya.” Tandasnya.

Terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Halmahera Tengah, Wahab Nurdin hingga berita ini dipublikasikan belum bisa dihubungi.

Reporter: Djuanda Umaternate

Editor: Yunita Kaunar

300×600
728×90 Ads