Membaca Realitas

Minuman Pala Umi Habibie Laris Manis, Produksi Tembus 100 Botol per Hari

TERNATE, Kalesang – Umi Habibie Home Industry (UHHI), pelaku UMKM asal Ternate, terus menunjukkan eksistensinya di pasar nasional melalui inovasi produk olahan berbasis komoditas lokal. Produk terbarunya, minuman pala, kini menjadi primadona dengan capaian produksi hingga 100 botol per hari.

Owner UHHI, Seha Hamid, saat ditemui di kediamannya pada Kamis (4/12/2025), menjelaskan bahwa UHHI telah berdiri sejak 2014 dan kini mengembangkan 14 jenis produk olahan. Produk tersebut terdiri atas enam olahan kenari, empat olahan ikan, dua olahan sagu, serta dua produk berbahan pala.

“Inovasi terbaru kami adalah minuman pala dalam dua varian, yakni siap minum dan berkarbonasi seperti minuman bersoda beraroma pala. Alhamdulillah, ini langsung jadi best seller. Sehari bisa habis sampai 100 botol,” ujar Seha.

Selain minuman pala, UHHI juga dikenal melalui produk unggulan lain seperti Garorica dan Sambal Roa untuk kategori olahan ikan, serta Biskuit Kenari dan Makaroni Kenari untuk kategori kenari. Seluruh produk tersebut kini telah sukses menembus ritel modern dan pasar digital.

Produk UHHI dapat dijumpai di berbagai jaringan ritel modern seperti Swalayan Tara No Ate, Hypermart, Alfamidi, serta Indomaret yang tersebar di 28 gerai. Selain itu, pemasaran juga dilakukan melalui hotel, minimarket lokal, toko oleh-oleh, serta platform daring seperti Shopee, Blibli, Instagram, Facebook, dan WhatsApp Bisnis.

Meski permintaan terus meningkat, UHHI masih menghadapi tantangan serius, khususnya pada sektor logistik. Biaya pengiriman ke luar daerah dinilai cukup tinggi, bahkan kerap melebihi harga produk itu sendiri. Kendala ini semakin terasa pada produk minuman pala berkarbonasi yang memiliki risiko tinggi saat pengiriman.

“Untuk minuman pala itu kan tidak bisa sembarang kirim karena berisiko pecah atau rusak. Biaya ongkir juga seringkali lebih mahal dari harga produk,” jelas Seha.

Selain logistik, ketersediaan bahan baku juga menjadi tantangan tersendiri, terutama bahan baku ikan yang sifatnya musiman. Menurut Seha, pihaknya harus menyiapkan stok bahan baku agar produksi tetap stabil.

“Kadang bahan baku melimpah, kadang tidak ada sama sekali. Jadi kita harus punya stok-stokan supaya produksi tetap jalan,” katanya.

Atas konsistensinya dalam berinovasi, UHHI telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi, di antaranya dua kali meraih predikat Pelaku Usaha UMKM Binaan Terinovatif dari Bank Indonesia. UHHI juga berhasil meraih Juara BUMDes selama dua tahun berturut-turut dalam kegiatan Gerakan Bangga Buat Indonesia.

Seha berharap produknya ke depan tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga mampu menembus pasar internasional. Ia juga menargetkan pembukaan jaringan reseller di berbagai kota besar di Indonesia.

“Harapan kami bisa terjual di luar negeri dan di seluruh Indonesia. Reseller sudah ada beberapa, tapi memang masih terkendala di ongkos kirim yang cukup mahal,” tutup Seha Hamid.

Reporter : Niar Naraya
Redaktur : Caca