BMKG: Ternate Masuk Musim Penghujan
TERNATE (Kalesang) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mencatat bahwa wilayah Kota Ternate saat ini masuk dalam musim penghujan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ternate, Setiawan Sri Raharjo mengatakan wilayah Maluku Utara (Malut) khususnya Kota Ternate memiliki dua puncak musim hujan yakni bulan Mei-Juni.
“Ini kita di Malut khususnya di Ternate, kondisi masih musim penghujan sampai di bulan Juli itu baru masuk musim kemarau.” Ujar Setiawan kepada Kalesang.id, Selasa (22/3/2022).
Menurut Setiawan, sekarang matahari sudah masuk di khatulistiwa yang akan mengakibatkan banyak pusat tekanan rendah di perairan Laut Maluku ataupun Laut Halmahera.
Akibatnya, bisa menimbulkan fenomena lokal, seperti angin gunung dan angin laut yang akan menguat kemudian disuplai dengan gangguan La Nina atau fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
“Ini kecenderungan sekitar bulan pertengahan April sampai akhir April curah hujan akan sedikit naik, jadi mungkin kita akan banyak tersuplai uap air di bulan April.” Katanya.
Setiawan bilang, saat memasuki bulan Ramadan nantinya di Malut akan ada peningkatan intensitas curah hujan, lebih cenderung hujan sedang dan hujan lebat dan biasanya disertai dengan guntur atau petir.
“Tapi dalam satu pekan ini akan berkurang sedikit, mungkin pekan depannya lagi akan bertambah.” Ujarnya lagi.
Sehingga, lanjut diharapkan kewaspadaan pada saat melakukan prosesi sholat tarawih dan sebagainya dikarenakan hujan akan lebih cenderung terjadi di sore hari dan malam hari.
“Jadi perlu kewaspadaan dan perlu kehati-hatian juga.” Saran Setiawan.
Untuk gelombang, kata Setiawan justru akan menguat nanti di wilayah selatan, karena monsun dari Australia akan semakin kuat di wilayah Malut, yang diprediksikan mencapai 1,5 sampai 2,5 meter.
“Terutama di perairan Taliabu dan Obi, itu tinggi gelombang akan signifikan di sana.” Jelasnya.
Tambahnya, sementara di wilayah utara akan berkurang, kecuali di wilayah Halmahera di perairan sebelah timur yang langsung berhadapan dengan Samudera Pasifik itu masih relatif kuat.
“Curah hujan masih di perkirakan masih cukup tinggi, apalagi puncaknya nanti di bulan Mei-Juni itu puncak musim hujan yang kedua di wilayah Malut.” Pungkas Setiawan sembari katakan waspada juga terhadap tinggi gelombang di wilayah selatan. (tr-01)
Reporter : Rahmat Akrim | Editor : Wawan Kurniawan