TIDORE (kalesang) – Desa Maitara Tengah (Maiteng), Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Provinsi Maluku Utara (Malut) memasukkan wisata mangrove sebagai program prioritas dalam dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 2020-2026.
Alasan mangrove menjadi unggulan lantaran tanaman tersebut merupakan jenis yang berbeda dengan tempat lain. Beberapa waktu lalu, pernah dilakukan kegiatan Pencanangan Maitara sebagai Bahari Nusantara oleh TNI Angkatan Laut. Pada kesempatan itu, dihadiri beberapa ahli yang telah meneliti berbagai hutan mangrove.
“Mereka berkunjung ke hutan mangrove Maiteng. Ada salah satu ahli yang katakan bahwa hutan mangrove di Maiteng berbeda dengan daerah lain. Mangrove sama dengan pohon Jati. Entah masuk dalam varian apa dan istilah ilmiah saya lupa. Tetapi ada dua varian yang memang berbeda.” Kata Kepala Desa (Kades) Maiteng, Muhlis Malagapi kepada kalesang.id, Minggu (5/6/2022).
Muhlis mengatakan, sejak dilantik pada Desember 2019, Ekowisata yang berbasis wisata mangrove dimasukkan sebagai program prioritas dalam dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 2020-2026.
“Dari dokumen perencanaan itu kami ukur skala prioritas yang kami cicil satu-persatu dalam sebuah dokumen tahunan yang namanya Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Di 2022 ini kami dorong sebesar-besarnya anggaran untuk sektor pariwisata.” Bebernya.
Sebenarnya, lanjut Muhlis, program ini sudah mulai jalan dua tahun lalu. Hanya saja, terkendala dengan Covid-19. Sehingga terjadi refokusing anggaran.
“Kami mengalami keterlambatan untuk merealisasikan program. Karena Dana Desa (DD) itu diatur untuk pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Saya harap tahun ini kami mampu mendorong lagi skala prioritas itu.” Harapnya.
Untuk mendorong program tersebut, dia menambahkan, tentu bisa menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD). Tetapi pihaknya menggunakan Dan Desa (DD), sementara ADD lebih ke kegiatan yang diatur oleh Petunjuk Teknis (Juknis) yang diterbitkan oleh Peraturan Walikota.
“Skala prioritas yang ditetapkan sebagai arah penggunaan DD itu hampir sama dengan skala prioritas yang diusung oleh kami di desa. Tinggal kami melakukan improvisasi saja.” Ungkap Muhlis.
Jika Pemdes Maiteng fokus ke wisata, Ketua APDESI Kota Tikep itu yakin akan menciptakan satu model baru dalam menunjang ekonomi masyarakat. Karena jika ruang ini terbentuk, sudah pasti produk dari Maiteng bisa dipasarkan.
“Kan BUMDes yang akan control. Saat ini BUMDes sudah dibentuk, tetapi sampai sekarang fungsinya belum jalan. Pembangunan fisik sudah dibangun, targetnya akan selesai di tahun ini. Kami rencana launcing November 2022.” Pungkasnya sembari menambahkan, targetnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementrian Desa (Kemendes).(tr-04)
Reporter: M. Rahmat Syafruddin
Redaktur: Junaidi Drakel
