Membaca Realitas
728×90 Ads

Jalankan Program Prioritas, Wamenag Imbau ASN Kemenag Jaga Kerukunan Jelang Tahun Politik

 

JAKARTA (kalesang) – Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) memiliki program prioritas, salah satunya moderasi beragama. Moderasi yang dimaksudkan ialah bukan memoderatkan agama, karena agama sejatinya nilai-nilainya sudah moderat.

Demikian ungkapan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur melalui pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (14/8/2022).

Dilansir dari sindonews.com, yang Zainut maksud bahwa yang perlu dimoderatkan adalah perilaku dan cara umat dalam menjalankan agamanya supaya tidak ekstrem, baik ekstrem kiri maupun kanan alias radikal maupun liberal.

Dia bilang, Indonesia merupakan negara damai atau darussalam dan juga negara yang cinta damai.

“Meskipun kita berasal dari agama, golongan, atau kelompok yang berbeda, tetapi kehidupan masyarakat kita tetap harmonis, penuh toleransi dan saling menghormati.” Katanya.

Kata dia, sikap toleransi itu harus dipelihara agar tidak mudah dipecah belah dan diadu domba.

“Hal ini penting saya tekankan di saat kita menghadapi tahun politik yang penuh dinamika. Kita tidak boleh menganggap hanya kelompok kitalah yang paling benar, sementara kelompok lain itu salah.” Ujarnya.

Zainut mencontohkan, para ulama terdahulu seperti Imam Syafii pernah berbeda pandangan dalam banyak hal dengan gurunya Imam Malik.

“Imam Syafii mengajarkan qunut saat subuh, sementara Imam Malik tidak. Tetapi, ketika Imam Syafii datang ke kotanya Imam Malik, beliau tidak pakai qunut karena beliau menghormati gurunya.” Tutur Zainut

Karena itu, Zainut mengingatkan kepada ASN Kemenag untuk tetap menjaga kerukunan menjelang tahun politik. Ia mewanti-wanti agar jangan sampai perbedaan pandangan dan pilihan politik, antarsaudara menjadi tidak rukun.

“Saya tegaskan, menjelang tahun politik, jangan sampai gara-gara berbeda pandangan, berbeda pilihan politik, suami-istri bertengkar, tetangga tidak berteguran, antarsaudara tidak rukun.” Pungkasnya.(tr-04)

 

Reporter: M. Rahmat Syafruddin

Redaktur: Junaidi Drakel 

300×600
728×90 Ads