Membaca Realitas

Kesulitan Akses Jalan, Warga Kepsul Bangun Jembatan Darurat Pakai Uang Pribadi

SANANA (kalesang) – Lantaran kesulitan akses jalan untuk menuju ke desa tetangga, warga Desa Wailoba, Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Provinsi Maluku Utara (Malut), bangun jembatan darurat dengan uang pribadi.

Desa Wailoba ini, merupakan salah satu desa yang cukup jauh dengan desa lainnya. Ada dua jalur agar warga bisa sampai ke desa tetangga, yang pertama jalur laut dan jalur darat.

Meski jalur darat terbilang cukup dekat, tetapi warga harus menempuh jalan yang tak beraspal. Jika datang musim hujan, tentu kondisi jalan sangat becek dan sangat berbahaya.

Bukan hanya itu, jalur darat yang digunakan warga Wailoba untuk bisa sampai ke Desa Capalulu, jaraknya 20 kilometer dengan melewati pegunungan dan hutan belantara.

Sementara jalur laut, dari Desa Wailoba menuju Desa Falabisahaya, Kecamatan Mangoli Utara, jarak yang ditempuh paling cepat 2 jam lebih. Sementara dari Desa Wailoba menuju ke Kecamatan Sanana, maka akan berada di atas laut selama 5 sampai 6 jam.

Pada Kamis (23/9/2022), terjadi hujan deras yang mengakibatkan longsor, makanya akses jalan di kilometer 14 itu mengalami kerusakan yang cukup parah. Sehingga warga tak bisa menggunakan jalur tersebut.

Warga Wailoba pada saat proses mengerjakan jembatan darut

Roslina Samuda, salah satu warga Desa Wailoba mengatakan, warga membangun jembatan di kilometer 14 itu menggunakan anggaran pribadi. Tentu dalam pembangunan jembatan, ada sejumlah tukang kayu yang menyumbangkan tenaga untuk memotong kayu.

“Kita terpaksa buat jembatan darurat, sebab itu satu-satunya jalur tercepat menuju ke Desa Capalulu.” Kata Roslina kepada kalesang.id, Minggu (18/9/2022).

Roslina berharap Pemerintah Daerah Kepsul bisa memperhatikan jalan Waitinagoi-Wailoba maupun beberapa jembatan yang berada di sana.

“Cukup desa kami saja yang jauh, tapi jangan lagi terisolasi. Saya harap pemerintah bisa memperhatikan jalan Waitinagoi-Wailoba yang saat ini sudah semakin rusak.” Harapnya.(tr-02)

Reporter: Karman Samuda

Redaktur: Junaidi Drakel