Sebatas Lipstik Bersuara
Oleh:
Yunita Kaunar
Di balik aroma malam
Lekuk tubuh rupawan
Suara-suara rapuh
Goresan lisan nan sayup
Kini,
Malam telah usai
Hujan perlahan-lahan mendekap
dan pencakar langit
Hingga kabut pun hitam
Kebenaran pun kembali ke dapur
Suara kebebasan menjelma bara api
Jemari lentik jadi letih
Bunga kasturi layu dan mati
Senyum indah jadi tumpukan
Kolam air mata
Sebatas lipstik bersuara
Satu per satu
Asa melebur telah gugur
Bersama untaian kata
Suara paruh seketika
Ah…
Perempuan dilahirkan sekedar
Menari di atas jemari kaum hawa
Dunia tahu…
Hawa diciptakan dari tulang rusuk
Jika di diluruskan akan patah.