Membaca Realitas

Cerita Singkat Hi. Salahuddin bin Talabuddin dan 4 Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan

TERNATE (kalesang) – Tahun 2022 ini, sedikitnya terdapat lima tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang bakal dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Seperti diberitakan sebelumnya, kelima tokoh tersebut yakni Dr. dr. HR Soeharto yang berasal dari Jawa Tengah (Jateng), KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dr. R. Rubini Natawisastra Kalimantan Barat (Kalbar).

Kemudian, KH Ahmad Sanusi yang berasal dari Jawa Barat (Jawa Barat) dan putra Maluku Utara (Malut) yaitu H. Salahuddin bin Talabuddin.

“Mereka diusulkan dari berbagai Daerah, diteliti jejak peran juangnya, diseminar ilmiahkan posisi sejarahnya dan ditetapkan sebagai pahlawan.” Ucap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI, Mahfud MD dalam tweetnya, seperti dilihat kalesang.id, Jumat (4/11/2022).

Cerita Singkat Ikhtisar Perjuangan Kelima Tokoh Pahlawan Nasional

Dr. dr. HR Soeharto

Keikutsertaan dalam menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih, Pendirian Organisasi Ikatan Dokter Indonesia, Pendirian Organisasi Ikatan Dokter Indonesia, Pendidikan Organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Pembangunan Proyek Mercusuor dan Objek Vital Massa den Soekamo (Pembangunan Deportement Store Sarinah, Pembangunan Monumen Nasionol dan Pembangunan Masjid Istiglal), Pendirian Rumah Sakit Jakarta dan Pendirian Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (POKI).

Namanya diabadikan sebagai Gedung di Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, salah satu jalan di Kabuapaten Klaten memiliki ruang koleksi khusus memorabilia di Museum Joang 45.

KGPAA Paku Alam VIII

Paku Alam VIII adalah raja dari Kadipaten Pakualaman (tahun 1937-1989). Sebagai raja, perjalanan hidup Paku Alam VIII tentunya penuh dengan kegiatan politik dan pemerintahan, tetapi juga bergerak di bidang olahraga.

Keputusan yang strategis Paku Alam VII adalah ketika ia menyatakan bersekutu dengan Sultan Hamengkubuwono IX. Peristiwa yang terjadi masih di masa penjajahan Belanda mempunyai makna yang sangat strategis dalam perjalanan NKRI.

dr. Raden Rubini Natawisastra

Menjalankan misi kemanusiaan sebagai Dokter Keliling di daerah terpencil dan pendalaman Kalimantan Barat (Kalbar) tugas ini dilakukan dengan melayani penduduk tanpa membeda-bedakan status, baik orang kaya maupun miskin.

Memasuki bidang politik sejak masuk sebagai anggota Parindra pada tahun 1930-an dan terus berkembang gagasan dan tindakan melawan penjajah baik terhadap Belanda maupun Jepang.

Sikap gigih melawan penjajah tersebut tak pernah goyah sampai ajal merenggut bersama sang isteri Ny. Amelia Rubini karena dihukum mati oleh Jepang. Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan dan rumah sakit di Kab. Mempawah, Kalimantan Barat.

KH. Ahmad Sanusi

KH. Ahmad Sanusi adalah salah seorang tokoh yang secara tidak langsung melibatkan dirinya kepoda politik kebangsaan. Namanya mulai menjadi perhatian penguasa kolonial ketika ia membela nama baik Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913 ketika masih berada di Mekkah dalam tulisannya Nahratut I dharam.

K.H. Ahmad Sanusi masuk menjadi salah satu anggota BPUPKI yang memasukkan konsep Imamat (demokrasi) sebagai landasan bentuk pemerintahan Indonesia yang akan dimerdekakan.

Sumbangan penting K.H. Ahmod Sanusi selama perang kemerdekaan, adalah fatwanya yang menyebutkan bahwa DI/TII pimpinan Kartosuwiryo tidak Islami dan mengajak kaum Islami di Jawa Barat untuk tetap berdiri di belakang NKRI, yang kemudian dukuti sebagian besar kiai dan pengikutnya di wilayah Priangan. Termasuk wilayah Garut yang menjadi sarang DII/TII.

H. Salahuddin bin Talabuddin

Haji Salahuddin bin Talabuddin telah mengabdi selama 32 tahun (1916-1948) melalui perjuangan organisasi SJII dengan semboyan perjuangan “Hidup Islam, Hidup Sarekat Islam, Hidup RI Allahu Akbar”, semboyan tersebut ditebusnya melalui pembuangan ke Sawahlunto tahun 1918-1925, pembuangan Nusa Kambangan tahun 1941, dan dipindahkan ke Boven Digul tahun 1942.

Namanya diabadikan sebagai nama Kelurahan di Kota Ternate, Markas Kompi D Raider 732, salah satu jalan di Kabupaten/Kota Weda, dan nama Yayasan Pendidikan Haji di Kecamatan Patani, Halmahera Tengah.

Seperti diketahui, penganugerahan gelar ini dikabarkan akan dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang akan digelar di Istana Negara pada Senin (7/11/2022) pekan depan.(m-01)

 

Reporter: Rahmat Akrim

Redaktur: Wawan Kurniawan