Perusahaan Asal Jerman akan Berinvestasi Pemurnian Nikel di Maluku Utara Rp39,1 Triliun
Bahlil: Saya Dukung Penuh Rencana Investasi
SOFIFI (kalesang) – Perusahaan multinasional asal Jerman Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) berencana melakukan akselerasi investasi pemurnian nikel untuk keperluan pengembangan baterai kendaraan listrik di Provinsi Maluku Utara.
Hal ini diketahui di sela-sela kegiatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 yang dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.
Di kegiatan itu, Bahlil melakukan pertemuan dengan CEO BASF, yaitu Martin Brudermuller. Yang mana, Bahlil mendukung penuh rencana investasi BASF di Maluku Utara.
“Saya mendukung penuh rencana investasi BASF di Indonesia, khususnya dalam mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik.” Ucap Bahlil sebagaimana dikutip kalesang.id dari viva.co.id, Kamis (19/1/2023).
Diketahui, nilai rencana investasi pemurnian nikel di Maluku Utara itu mencapai 2,4 miliar EURO atau setara Rp39,1 triliun, yang dilakukan oleh BASF yang akan bekerja sama dengan PT. Eramet Halmahera Nikel (EHN).
Baca Juga: Warga Kepulauan Sula Meninggal di Amerika, Ini Harapan Keluarga
PT. EHN ini, telah memiliki legalitas usaha atas nama rencana investasi BASF – Eramet yang diberi nama proyek Sonic Bay yang berlokasi di kawasan industri Teluk Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
“Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL), yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).” Kata Bahlil.
Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga US$2,2 – 2,6 miliar, dan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel per tahun dan 7,5 ribu ton kobalt per tahunnya.
“Rencana investasi tindak lanjut BASF sendiri bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.” Ucapnya.
Dia menegaskan, rencana investasi ini sejalan dengan cita-cita pemerintah, yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik kelas dunia.
Baca Juga: Berikut Prakiraan Cuaca Malam Hari di Maluku Utara
Oleh karenanya, Bahlil mengemukakan, bahwa Kementerian Investasi/BKPM akan mengawal segala proses investasi BASF, dari awal hingga akhir.
“Agar proyek ini bisa segera terlaksana.” Ujarnya.
Sedangkan CEO BASF, Martin Brudermuller, mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan performa pertumbuhan ekonomi yang sangat baik hingga mengungguli negara-negara Eropa.
Dia juga berterima kasih atas dukungan Kementerian Investasi/BKPM, sehingga pengurusan perizinan investasi bisa berjalan lancar. Apalagi, kesepakatan BASF dengan Eramet pun sudah memasuki tahap akhir, dan akan segera direalisasikan.
Brudermuller mengemukakan, kesepakatan BASF dengan Eramet sudah pada tahap final. Kemungkinan, kata dia, keputusan pihaknya akan diambil pada semester I tahun 2023 ini.
“Nilai investasi yang akan kami gelontorkan kurang lebih EU€2,4 miliar, dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan.” Ungkapnya.
Sekadar diketahui, BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia, yang saat ini bekerja sama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel, dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Reporter: Rahmat Akrim
Redaktur: Junaidi Drakel