SANANA (kalesang) – Wakil Bupati Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, M. Saleh Marasabesy mengatakan, ada dua hal untuk mengatasi masalah stunting, yaitu cara pikir masyarakat dan tingkat kemiskinan.
“Bisa dikata, ayam mati di lumbung padi. Bagaimana tidak, ikan dan sayuran yang berada di Kepulauan Sula terlalu banyak. Hanya saja masyarakat terkadang tidak memahami hal ini.” Kata M. Saleh pada saat live di Instagram Kalesang, Minggu (22/1/2023).
Untuk tingkat kemiskinan, menurut orang nomor dua di Kepulauan Sula itu, sebenarnya masyarakat tahu bahwa harus makan makanan yang bergizi.
Namun, lanjutnya, masyarakat terkadang menganggap tak cukup uang untuk makan makanan bergizi. Sehingga mengalami infeksi, lalu terjadilah gizi buruk terhadap anak yang disebut dengan stunting.
Baca Juga: Pengumuman Seleksi Penerimaan PTT di UPTD Rumah Sakit Jiwa Sofifi Ditunda
“Maka dua langkah ini yang menjadi skala prioritas bagi pemerintah daerah untuk penanganan pencegahan stunting di Kepulauan Sula. Seperti ibu-ibu kawin muda kita memberikan obat vitamin dan obat tambah darah, jadi kami yakin stunting bakal tidak lagi terjadi.” Ucapnya.
Selain itu, Kepala Bidang Binkesmas, Dinas Kesehatan Kepulauan Sula, Herwati menyampaikan, dalam penanganan stunting dimulai dari remaja putri dari tingkat SMP-SMA. Di mana, mereka harus minum vitamin tablet tambah darah selama satu bulan empat kali.
Baca Juga: Warga Kepulauan Sula Bahagia Ketika Air Laut Surut
“Jadi kalau pasangan menikah muda yang mau mencegah anaknya dari stunting, maka harus memberi vitamin FE kurang lebih sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.” Jelasnya.
Dalam mencegah stunting, Herawati menambahkan, pihak dinas telah melakukan edukasi ke tingkat remaja putri maupun memberikan pendidikan kepada ibu-ibu hamil di setiap puskesmas.
“Jika ibu hamil tidak datang ke pelayanan puskesmas, maka petugas akan datang ke rumah mereka untuk memeriksa kesehatan.” Tandasnya.
Reporter: Karman Samuda
Redaktur: Junaidi Drakel