Membaca Realitas

Tak Hanya Tempat Ngopi, Jenggala Raya Jadi Ruang Literasi

 

TERNATE (kalesang) – Kedai kopi di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, punya konsep tersendiri untuk menarik hati pelanggan. Mulai dari nama, desain ruangan, cara promosi di media sosial, dan lain sebagainya.

Namun, sedikit berbeda dengan kedai kopi yang diberi nama Jenggala Raya. Siapa sangka, kedai kopi ini berada di tengah Kota Ternate yang di kelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Sangat sejuk ketika berkunjung ke kedai kopi tersebut.

Kedai kopi Jenggala Raya berdiri sejak 7 Oktober 2021 yang berlokasi di Kelurahan Toboko, Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Tengah, dengan konsep ruang yang sederhana.

Jenggala Raya didirikan oleh Rustam, Sukardi, Dedi dan Adrian Mantara, tujuannya untuk menjadikan tempat tersebut sebagai tempat nongkrong biasa.

Salah satu pengelola Jenggala Raya, Adrian Mantara mengatakan, mereka jadikan tempat itu sebagai tempat nongkrong. Sering kali,  tempat tersebut kerap kali dijadikan sebagai tempat yang negatif. Hingga akhirnya mereka berinisiatif agar tempat tersebut punya nilai positif bagi anak-anak kampung.

Baca Juga: Menarik, Ini Kisah Imel Bangun Usaha VCO Ado dan Sahla Siloloa di Ternate

Kemudian tempat tersebut dibersihkan oleh mereka. Di tempat tersebut, lanjutnya, terdapat sebuah rumah bekas yang ada di area kedai. Bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai tempat perpustakaan dan tempat ngopi.

Kata Adrian, untuk fasilitas yang ada di kedai tersebut, mereka lebih manfaatkan barang-barang yang tidak terpakai yang dikumpulkan di pantai atau pun yang ada di sekitar mereka.

“Waktu itu modal tidak banyak, hanya berkisar Rp300 ribu, dan memang desain kedai ini juga sangat sederhana. Kami manfaatkan kayu bekas yang sudah tidak terpakai lagi untuk buat meja, kursi dan dapur.” Kata Adrian saat ditemui reporter kalesang.id. Selasa (14/2/2023).

Jadi, lanjut Adrian, sesuai dengan tempat yang masih dipenuhi pepohonan dan semak-semak. Dirinya pun beri nama kedai tersebut sebagai Jenggala Raya, yang bisa diartikan sebagai hutan rimba. Ini merupakan ruang kopi sederhana untuk orang biasa.

Tentu, Adrian dan tiga temannya yang keinginan agar ruang kopi itu jadi ruang literasi itu, punya program yang dijalankan tiap pekan, seperti sharing session, filsafat, sastra dan lainnya.

“Supaya ruang literasi punya dampak, saat ini kami dibantu sama teman-teman literasi dari Forum Taman Bacaan Masyarakat.” Bebernya.

Baca Juga: Zalmi, Barista Kedai Deepa Coffee

Untuk kelas mingguan, Adrian mengaku, saat ini ditemani oleh Siti Nurhilda Ketua FTBM Kota Ternate, salah satu pelanggan kedua kopi tersebut.

Berbeda, Hilda sapaan akrabnya Siti Nurhilda mengatakan, sejak awal Jenggala Raya buka, dirinya sudah nyaman ngopi di situ.

Hilda bilang, ia pun menawarkan ide agar ruang ini bisa dijadikan sebagai ruang diskusi yang aktif. Ia mendapat respon baik dari Adrian dan teman-temannya, akhirnya berani jalankan kelas mingguan.

“Jenggala Raya punya konsep yang menarik, jadi siapapun yang datang tidak hanya menikmati kopi, bisa baca buku. Ini sangat menarik bagi pelanggan yang datang agar bisa baca buku, bisa merubah frame orang yang datang ke Jenggala Raya.” Ujarnya.

Selain itu, kata Hilda, Jenggala Raya juga menyediakan beberapa buku karya lokal yang bisa dibaca untuk menambah pengetahuan.

“Semoga ke depannya Jenggala Raya dengan konsep literasinya bisa berdampak baik bagi siapapun, baik itu masyarakat sekitar hingga di luar Kota Ternate.” Tandasnya.(tr-04)

 

Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Junaidi Drakel