Membaca Realitas
728×90 Ads

Manfaatkan Buah Kelapa Sebagai Bahan Pangan Alternatif

 

TERNATE (kalesang) – Buah kelapa memiliki banyak manfaat dan dapat dijadikan minyak. Tentu hal itu bisa menghasilkan keuntungan jika dikelola secara profesional.

Saat ini, minyak kelapa tidak hanya dibuat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun, punya manfaat lain bagi tubuh manusia.

Hal ini, dilakukan oleh salah satu anak muda, yakni Fistiqlal Fabanyo. Ia memanfaatkan buah kelapa untuk alternatif lain ketika harga kopra sedang turun.

Alamat rumah usaha milik Fistiqlal tepatnya di Kelurahan Kayu Merah, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara.

Fistiqlal menuturkan, usaha yang dikenal dengan nama Sabua Kelapa, memproduksi kelapa untuk dijadikan minyak Virgin Coconut Oil (VCO), turunan VCO yaitu atmico untuk minyak gosok dan minyak kelapa goreng dikenal dengan sebutan Coconut Oil (CIKO) atau citra kelapa original.

Fistiqlal mengaku, usahanya ini terbentuk sejak tahun 2016/2017. Bermula dari turunnya harga kopra yang mencapai Rp2 ribu per kilogram.

Sesuai basic keilmuan jurusan Agribisnis di Universitas Muhamadiyah Ternate, Fistiqlal pun mulai melakukan pengembangan usaha agar tidak mengandalkan kopra yang tidak bisa diharapkan tersebut.

Dengan ide itu, Fistiqlal pun tawarkan pada pihak kampus dan diterima dengan baik, sebagai solusi untuk pengembangan masyarakat agar nilai ekonomi naik.

Dengan hal demikian, ia mulai percaya diri untuk diskusi dengan kedua orangtuanya agar tidak mengandalkan kopra yang belum tentu bisa stabil dalam waktu dekat. Setidaknya, buah kelapa bisa dialihkan untuk usaha.

Untuk meyakinkan kedua orangtuanya, banyak cara yang harus dilakukan oleh Istiqlal. Karena tidak semudah membalikkan telapak tangan agar mereka setujui.

“Butuh proses yakinkan ayah dan ibu. Dan pertama kalinya, kami buat VCO sebagai solusi utama, ketika harga kopra sedang turun. Alhamdulillah orang tua juga membantu untuk jalankan usaha ini.” Katanya saat ditemui reporter kalesang.id, Kamis (16/3/2023).

Dengan adanya usaha ini, lanjutnya, kelapa milik orang tuanya, tepat di Desa Akesai, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara pun dimanfaatkan dengan baik.

“Keadaan waktu itu, memang kepepet kalau hanya harapkan penghasilan kopra tiga bulan sekali, kita tidak dapatkan apa-apa. Walaupun pohon kelapa banyak.” Ujarnya.

Meski usahanya sudah jalan, produk VCO tersebut masih gunakan kemasan botol plastik biasa. Namun, ia tidak merasa kecil dengan apa yang dibuatnya tersebut.

“Pertama itu kemasan sangat biasa, yang penting bisa meminimalisir kerugian besar dari harga kopra.” Bebernya.

Setelah usahanya mulai diminati, inisiatif pun muncul di kepala lelaki 27 tahun itu untuk buat minyak kelapa goreng kampung dan tambahan dari turunan VCO, yaitu atmico yang sangat baik untuk tubuh dan wangi aroma terapi dengan manfaatkan rempah seperti cengkeh, kayu manis dan pala.

Istiqlal menjelaskan, untuk minyak kelapa goreng ini disesuaikan dengan khas orang di kampung dengan warna kuning, cita rasa dan aromanya pun sama.

Namun, Istiqlal mengaku, minyak kelapa tersebut tidak seperti pada umumnya yang cepat habis ketika menggoreng dan tidak cepat basih. Sebab ini sudah diuji ketika melakukan penelitian pada studi akhirnya.

“Untuk minyak kelapa goreng ini bisa bertahan selama setahun. Kami masih tetap gunakan cara lama memasak seperti orang tua-tua dulu, bedanya hanya di alat saja.” Ucapnya.

Untuk minyak goreng ini, Fistiqlal menjelaskan, ia manfaat ketika dikonsumsi yaitu dapat merendahkan kolesterol, mengandung nabati dan untuk kematangan yang sempurna, gurih dan harum. Karena terbuat dari buah kelapa pilihan.

Setelah usahanya jalan, dengan semangat meskipun harus menerima pahit ketika produknya tidak terjual sesuai dengan ekspektasi, tidak membuatnya patah semangat.

“Pernah minyak kelapa dalam setahun, ada yang beli cuma satu, meski begitu, saya tetap yakin dengan usaha yang sudah saya jalani.” Katanya.

Tentunya, anak pertama dari tiga bersaudara ini tidak kehabisan cara, di beberapa kesempatan kegiatan, ia turut melibatkan diri. Meskipun hanya ikut-ikutan dari situ ia mulai dapat banyak pengalaman dan pengetahuan dalam dunia Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

“Dan semua terjawab ketika saya ikut program yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu Wirausaha Unggulan Bank Indonesia atau WUBI, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas wirausaha. Ada beberapa tahap seleksi juga.” Ucapnya.

Dari situ, Fistiqlal mulai ada pengembangan dalam pemasaran. Karena banyak yang dipelajari sejak mengikuti WUBI tersebut, dari segi kemasan dan strategi pemasaran seperti apa.

Sebenarnya, Fistiqlal menambahkan, untuk bangun usaha seperti ini, memang menjanjikan. Namun tidak dibarengi dengan niat dan konsisten awal ditambah tidak memahami pemasaran secara baik, pastinya akan alami kerugian.

“Usaha seperti ini butuh proses panjang, butuh banyak tahap agar dapat hasilkan produk dengan kualitas baik, karena ini untuk dikonsumsi. Awal memang berat kalau sudah lewati masa proses, ke depannya pasti lebih baik.” Ujarnya.

Untuk strategi pemasaran, Fistiqlal mengaku, memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook dan orang-orang terdekatnya. Ia berharap, ke depannya anak muda yang lain juga harus lahirkan ide kreatif dan tetap inovasi dalam memanfaatkan sumberdaya alam.

“Saya berharap pemerintah terus mendukung para pelaku UMKM, karena di Kota Ternate cukup banyak. Dan jika memberi bantuan harus tepat sasaran lah.” Harapnya.(tr-04)

 

Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Junaidi Drakel

728×90 Ads