JAKARTA (kalesang) – Sejumlah pemimpin besar Islam selalu dikisahkan dalam epos perjuangan dan jihad untuk diteladani umat muslim. Salah satu diantara mereka ialah Khalifah pertama yang dibaiat setelah wafatnya Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Melansir Detik.com, bentuk perjuangan yang dilakukan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai seorang Khulafaur Rasyidin terbilang banyak. Beberapa contoh perjuangan yang dilakukannya selama menjabat sebagai Khalifah, antaranya;
1. Berhasil Mengatasi Krisis dan Perpecahan
Seperti dikutip dalam buku Abu Bakar Ash-Shiddiq, karya Abdul Syukur al-Azizi, dijelaskan dalam masa awal kekhalifahannya, terjadi banyak sekali perpecahan dan krisis di antara kalangan umat Islam.
Masalah tersebut boleh dikatakan ialah pembangkangan kaum Quraisy dan kaum lainnya, ditambah lagi dimulainya gerakan tidak membayar zakat.
Penyebab perpecahan ini secara umum, tentu tidak lari dari, Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak lagi memimpin dakwah dan umat Islam secara lantaran telah wafat.
Untuk mengatasi masalah yang serius ini, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian menyatukan pasukan-pasukan yang dipergunakan untuk mempertahankan eksistensi kepemimpinan umat Islam.
Pasukan yang ia dibentuk ini kemudian dipimpin oleh para panglima yang ditunjuk langsung oleh dirinya sendiri, yakni Usamah bin Zaid RA, Khalid bin Walid RA, Al-Mutsanna bin Haritsah RA, Abu Ubaidah RA, Amru bin Ash RA, dan Zaid bin Sufyan RA, serta beberapa nama lainnya.
Fokus pasukan ini, disebutkan untuk memperkuat pondasi sekaligus eksistensi masa kekhalifahan. Alhasil dengan langkah yang diambilnya tersebut, tepat sasaran sehingga membuat kekhalifahan pada tahun-tahun berikutnya dapat melakukan jihad dan ekspansi Islam.
2. Melanjutkan Jihad Rasulullah SAW
Rasulullah SAW selalu memperjuangkan Islam, salah satunya adalah menggunakan jalur jihad. Jihad sendiri dapat berupa dakwah maupun perlawanan kepada kaum yang zalim.
Hal ini lantaran Islam bukanlah agama yang diperuntukkan bagi orang Arab saja. Islam bukan untuk satu suku, satu kelompok, atau satu bangsa, melainkan untuk seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, umat Islam memiliki kewajiban untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, dan harus terus menerus berjuang untuk menghadang semua yang mencoba mencegah dakwah Islam.
Inilah yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq , dengan cara menyebarkan Islam dari Madinah ke seluruh Jazirah Arab, kemudian ke Irak dan Syam.
Disebutkan melalui berbagai riwayat bahwa tidak ada yang lebih mendekati Rasulullah SAW dalam penyebaran Islam kecuali Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketangguhan inilah yang membuat negara atau sekutu lain kagum dan segan terhadap Islam kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
3. Berdakwah dan Menaklukkan Negeri Lain Tanpa Kekerasan
Dakwah yang dilakukan pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah dakwah yang sama seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Abu Bakar RA berdakwah tanpa membuat masyarakat yang dituju merasakan kekerasan sedikit pun apalagi atas nama Islam.
Selemah lembutnya perilaku yang dari kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq ini bahkan hingga membolehkan masyarakat non-muslim agar tetap meyakini agama mereka. Namun, agar tetap bisa mengatur masyarakatnya yang mulai heterogen, Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian menerapkan perjanjian kepada umat non-muslim.
Adapun isi dari perjanjian adalah sebagai berikut:
• Membayar jizyah kepada umat Islam. Hal ini diberlakukan kepada orang yang telah diberikan pilihan untuk memeluk Islam namun menolaknya.
• Beberapa pekerjaan seperti pasukan/militer Islam tidak bisa diikuti.
• Tidak boleh memberikan ancaman kepada agama dan umat Islam.
• Boleh memeluk agama lain, namun ketika akan berpindah agama akan hanya diperbolehkan untuk berpindah ke agama Islam.
Terpisah, Khulafaur Rasyidin pertama ini termasuk assabiqunal awwalun, yakni golongan pertama yang masuk Islam.
Menurut Tarikh Khulafa yang ditulis oleh Ibrahim Al-Quraibi, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi orang yang pertama masuk Islam. Hal ini diriwayatkan Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat al-Kubra dari Asma’ binti Abu Bakar yang menuturkan bahwa: “Ayahku masuk Islam, sebagai muslim pertama. Dan demi Allah aku tidak mengingat tentang ayahku kecuali ia telah memeluk agama ini.”
Sementara, pendapat lain menyebut orang yang pertama masuk Islam adalah Khadijah, istri Rasulullah SAW. Ada pula yang menyebut Ali bin Abi Thalib.
Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk Islam turut diceritakan dalam riwayat Abu Hasan Al-Athrabulusi dalam Al-Bidayah dan turut dinukil Suparno dalam buku Sahabat Rasululloh Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Kala itu, Abu Bakar RA menemui Rasulullah SAW dan menanyakan keberadaan Rasulullah SAW yang tak terlihat di majelisnya.
Rasulullah SAW kemudian menjawab bahwa beliau utusan Allah SWT dan beliau turut mengajak Abu Bakar Ash-Shidiq ke jalan Allah SWT. Sejak saat itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyatakan diri untuk memeluk Islam.
Usai masuk Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq sendiri telah dan selalu menyumbangkan tenaga, pikiran, hingga harta bendanya untuk kepentingan Allah SWT, yaitu jihad fi sabilillah.
Semenjak menjadi khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian menjadi ujung tombak umat Islam dalam melanjutkan kepemimpinan yang ditinggalkan Rasulullah SAW. Meskipun masa kekhalifahan ini tidak bertahan lebih dari tiga tahun, namun dampak yang ia berikan sangat luar biasa bagi Islam.
Reporter: M. Rahmat Syafruddin