Membaca Realitas
728×90 Ads

Pesisir Spot Situs Bawah Laut di Tidore Dipenuhi Sampah

Warga Desak Pemerintah Cari Solusi Bersama

TIDORE (kalesang) – Objek wisata penyelaman situs bawah laut di Kelurahan Tongowai Tidore Selatan, Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara, dipenuhi limbah rumah tangga.

Bagaimana tidak, pasca euforia perhelatan Sail Tidore tahun 2022 kemarin, tak menyurutkan rasa cemas sebagian warga di kelurahan Tongowai yang terdampak dari pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah secara sembarangan. Hal ini dipicu tidak adanya fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga yang memadai.

“Masyarakatsecara terpaksa membuang sampah ke laut dan lahan kosong sebagai alternatif.” Ujar Fajjin Amiiq Tarwan alias Emi, warga Tongowai kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Menurutnya, setelah perhelatan akbar Sail Tidore 2022 kemarin, tak ada perubahan signifkan yang dirasakan masyarakat mengenai kebersihan lingkungan.

“Bukan tanpa alasan, di kelurahan ini terdapat salah satu situs bersejarah yang mendunia dengan wisata selaman yang dimiliki.

Akan tetapi kondisi lingkungan sekitar objek sejarah ini sangat memprihatinkan.” Bebernya.

Dia mendeskripsikan, sampah-sampah yang berserakan di sepanjang bibir pantai memperburuk wajah objek wisata tersebut, ditambah kurangnya kesadaran masyarakat dan peranan pemerintah dan dinas terkait.

“Jadi, situs yang terletak diantara rumah warga itu bahkan lebih mirip dengan  tempat pembuangan sampah hingga akses yang menghubungkan antara jalan raya dan tepi pantai dipenuhi limbah rumah tangga yang menggunung.” Ujarnya.

Tidak hanya itu, sampah yang menumpuk di belakang rumah warga di sekitar objek wisata itu acapkali menimbulkan bau menyengat yang mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitar objek wisata ini.

Hal tersebut, lanjut dia telah dikonsultasikan ke pihak kelurahan, namun belum ada hasil.

Selain itu, dia bilang sempat ada gerakan masyarakat yang dibangun oleh pemuda kelurahan membahas masalah sampah di sekitar objek sejarah ini, akan tetapi tidak membuahkan hasil yang baik.

“Jelang Sail Tidore dihelat, pernah dilakukan pembersihan antara warga dan penyelenggara, tapi itu sifatnya sementara saja.” Tukasnya.

Padahal terkait penanganan sampah, lebih lanjut.dia menjelaskan, sejalan dengan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah di setiap daerah yang menjadi urusan dan tanggung jawab Maysrakat, pemerintah, serta dinas terkait.

“Terlepas dari upaya dan tanggung jawab masyarakat, kurangnya perhatian dalam hal penanggulangan sampah sampai sekarang masih menjadi tugas yang belum bisa diatasi secara utuh.” Tegasnya.

“Hasil wawancara tim kami dengan beberapa warga di sekitar objek wisata, menyampaikan keluhan mengenai sampah ini sudah mulai di suarakan sejak 2021 akan tetapi sampai tahun 2023 hal tersebut belum juga mendapatkan perhatian dari pemerintah kelurahan, bahkan Kota Tidore.” Tandasnya.

Untuk diketahui, titik yang menjadi salah satu fokus wisata bahari itu yakni situs bawah laut berisi berbagai guci pe inggalan sejarah berada di kedalaman 30 hingga 45 meter perairan Tongowai.

Reporter: M. Rahmat Syafruddin
Redaktur: Wawan Kurniawan

728×90 Ads