Membaca Realitas
728×90 Ads

Patah Bukan Akhir dari Cerita

 

Pintu itu tak lagi terbuka seperti sudah-sudah. Sering kali, orang-orang datang untuk mengetuknya, namun itu sia-sia, hatinya terlanjur perih menanggung luka.

Meskipun cinta sering berdatangan, tapi baginya, hanya akan membawa duka dan bencana. Bukannya menolak, tapi bayangan itu selalu datang menjelma.

Bahkan, ia menjadi jijik pada kotoran yang melekat sama dirinya sendiri. Sebab, kehormatan dan citra perempuannya telah direnggrut oleh mantan kekasih akibat pengaruh nafsu birahi.

Tapi apa daya, semua telah terjadi, dan hilang bagaikan diterpa angin, sangat menyedihkan. Sunggu, ia begitu menyesal harus tenggelam dalam lautan asmara, karena menaruh harapan pada orang yang salah.

Jika lidah pernah merasakan kopi tanpa gula, lalu menelan dengan paksa, begitu juga dengan masalalunya. Laras tak lagi fokus pada kuliah, dan akhirnya dikeluarkan dari kampus.

Begitu juga dengan orang tuanya. Mereka tak lagi menginginkan Laras untuk melanjutkan kuliahnya, karena tak mau anak mereka dipermainkan dan menjadi cemooh di kampung halaman.

Kini, Laras menjadi sosok yang keras hati. Diam menjadi tempat pelarian. Ia tak sama kebenyakan orang, yang bisa berdamai kala berada di tempat keramaian. Baginya, itu akan mengingatkan masa lalunya.

Saat ini, perempuan berambut pata mayang itu menjalani hari-harinya seperti biasa. Namun ada yang berbeda. Di mana Laras kembali mendaftarkan diri di kampus untuk mengejar impiannya yang sempat tertunda.

Tak menyerah, pun menjadi lemah untuk menghadapi tantangan hidupnya yang keras. Sebab, Laras tak mau orang tuanya terus memikul malu atas perbuatannya yang ia alami.

Laras mulai jalani kehidupannya yang baru. Kamar kos menjadi tempat ternyamannya. Saat pagi tiba, Laras terus menyapanya dengan baik dan senyum. Hal itu yang terus ia lakukan agar jauh dari rasa sedih.

Namun bertepatan hujan di bulan Juni. Ini buat hatinya nelangsa, hingga menetaskan air mata. Betapa tidak, ada seorang pria sedang mendekatinya. Tentu itu kembali mengingatkan Laras pada masa lalunya.

Kali ini berbeda, lelaki yang mendekatinya adalah teman waktu mereka masih berada di bangku sekolah menengah. Namanya adalah Adi. Lelaki berambut ikal dan murah senyum namun malu-malu.

Adi telah lama mengagumi Laras, namun itu tak sempat diungkapkan. Sekarang, Adi tak mau lagi menahan rasa itu. Bahkan berterus terang bahwa apapun yang terjadi pada Laras tak goyah mengurungkan niatnya. Karena Adi sudah tahu semua tentang Laras.

Untuk itu, Adi pengen menjadi terakhir dan pertama dalam hidup Laras. Menjaga Laras dari tipu daya lelaki lain. Berjanji tak membuatnya luka. Sebab, tak sanggup baginya melihat Laras meneteskan air mata yang kedua kalinya.

Namun apa daya, niat baik itu tak mampu luluhkan perasaan Laras. Bukannya menolak juga menyakiti hati Adi. Tapi Laras telah berjanji pada semesta, tak lagi menjalani hubungan percintaan. Bagi Laras, cinta tak membutuhkan status atau apapun itu.

Karena lelaki hanya menginginkan tubuhnya saja, sehingga percuma, itu hanya membawa rasa sakit dan kekecewaan lagi. Sungguh Laras tak mau jadi korban penipuan berkedok cinta. Sebab, saat ini banyak yang menciptakan hubungan toxic.***

 

 

728×90 Ads