Membaca Realitas
728×90 Ads

Perilaku Konsumtif, Hedonisme dan Digitalisasi

 Oleh: Safri Panigoro

Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unkhair

 Tulisan sederhana di dasari dari saluran  hasil penelitian oleh penulis bersama tim dengan judul Hedonic comformity and impulse tendence towards consumptive behavior in central Tternate city community mediated by consumptive lifestyle Penelitian ini lolos kompetisi seklaligus  di pertanggung jawabkan dalam conference internasional CEBI yang di laksanakan oleh Universitas Widyagama Malang pada tanggal 18 maret 2023 secara daring.

Penelitian ini di lakukan karena melihat  fenomena yang terjadi masyarakat saat ini terutama menjelang hari besar keagamaan seperti Lebaran Idul Firi, Natal tahun baru dan hari besar keagamaan lainnya dan adanya tambahan pendapatan masyarakat di moment tertentu misalnya pencairan gaji 13 bagi ASN dan panen  raya komoditi andalan masyarakat seperti pala, cengkeh dan kelapa.

Adapun variable yag di angkat dalam penelitian ini adalah variable, perilaku konsumtif, hedonisme, pembelian tidak terencana atau impulse buying dan perilaku konsumtif masyrakat yang di wilayah di kota ternate tengah.

Kami melihat adanya fenomena tentang bagaimana pola pembelian barang yang tidak terncana, gaya hidup atau life style yang di mana pengaruh komunitas, perilaku hedonisme yang saat ini makin kelihatan dari kelompok masyarakat dan perilaku konsumtif dari masyarakat baik itu dari golongan masyarakat secara pendapatan menengah, dan tinggi serta dari Beragam profesi dan usia dan di lakukn secara random.

Adapun penelitian ini di lakukan di wilayah ternate tengah Karena di dasari oleh beragamnya masyarakat yang ada di wilayah tersebut baik dari segi pendapatan, usia dan profesi dan lokasi yang dekat dengan pusat ekonomi yang ada di wilayah Ternate.

Selain itu ada penelitian lain yang sejenis yang hasilnya positif dan signifikan maka kami tertarik menguji penelitian ini di wilayah yang berbeda dengan variable-variabel yang  mirip.

Dari latar belakang penelitian ini dan fenomena yang penulis lihat, maka penulis tertarik membuat tulisan yang mungkin bisa di lihat lebih luas oleh public. Perilaku konsumtif dan Hedonisme sudah menjadi kebiasaan di masyarakat sejak lama tapi pada saat sebelum era modernisasi dan digitalisasi seperti saat ini model perilaku-perilaku tersebut hanya menyasar masyarakat di kalangan atas yang memiliki level tertinggi baik dari segi income dan status sosial.

Saat ini model perilaku konsumtif dan hedonisme sudah menyasar  ke semua level masyarakat. Baik itu kelas menengah ke bawah,  menegah dan level atas. Effek digitalisasi sangat mempengaruhi terhadap gaya hidup masyarakat, pola belanja yang sudah mulai beralih ke belanja dengan sistem daring yang sangat di mudah ditemui baik itu dengan mengunakan aplikasi, sosial media dan lainnya dapat dengan mudah di kunjungi oleh siapa saja yang memiliki gawai di samping itu insentif, bonus, voucher dan lainnya yang ada di aplikasi market place dan sosial media membuat masyarakt terangsang untuk berbelanja secara daring tanpa perlu berpikir panjang.

Perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosiologis di dalam kehidupannya yang dituntut untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap barang dan jasa yang kurang atau bahkan tidak perlu dan juga memakai produk yang  tidak tuntas atau habis atau dikatakan boros dan mubazir,  karena di sebabkan barang tersebut hanya merupakan hadiah atau membeli produk karena banyak.

Fenomena ini perilaku seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat saat ini baik di lingkungan terkecil kita yaitu keluarga, kelompok pertemanan, lingkungan kerja, maupun kelompok sosial lainnya. Kelompok rujukan dalam teori perilaku konsumen sangat berpengaruh bagi sesorang dalam pengambilan keputusan membeli suatu barang, apalagi saat ini di tunjang oleh penyebaran informasi yang cukup masif melalui media baik itu media mainstream maupun media sosial maka mempermudah orang mendapatkan informasi baik itu secara sengaja maupun tanpa di sengaja.

Belum di tambah dengan strategi promosi dari penyedia produk yang menarik keinginan untuk membeli suatu produk waluapun bukan merupakan suatu kebutuhan. Sedangkan  hedonisme,suatu paham yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan yang paling utama dalam hidup. Filsafatnya dititik beratkan pada etika yang memberikan ketenangan batin.

Kalau manusia mempunyai ketenangan batin,maka manusia mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia adalah hedone (kenikmatan, kepuasan). Ketenangan batin diperoleh dengan memuaskan keinginannya. Manusia harus dapat memilih keinginan yang memberikan kepuasan secara mendalam.

Di sini jelas bahwa kelompok masyarakat sekarang menjadi materi sebagai tolok ukur, dengan kepuasan materi yang di miliki menjadi rasa puas dan senang dalam diri merek  kata digital pada dasarnya digital berasal dari kata yunani yaitu “Digitus” yang berarti jari jemari sehingga di artikan secara marketing adalah kegiatan pemasaran baik itu promosi, penjualan suatu merek produk atau jasa melaui medi digital dengan tujuan menyangkau sebanyak-banyaknya pelanggan dengan cara yang efisien, relevan dan efektif.

Dari pengertian ini jelas bahwa dengan pola seperti hanya dengan jari jemari kita dengan mudah memenuhi keinginan,kebutuhan baik itu memang kebutuhan yang memang harus di penuhi atau hanya keinginan yang di dorong emosi sesaat ketika melihat promosi, insentif, bonus dari suatu produk. Selain itu Salah satu yang kita hindari juga adalah kecenderungan impulsif (impulsive buying) sesuai dengan paparan di atas kecenderungan impulsive adalah sebagai kecenderungan individu untuk membeli secara spontan,reflektif,atau kurang melibatkan pikiran,segera,dan kinetik.

Individu yang sangat impulsif lebih mungkin terus mendapatkan stimulus pembelian yang spontan,daftar belanja lebih terbuka, serta menerima ide pembelian yang tidak direncanakan secara tiba-tiba. Ini seringkali kita lihat dan mungkin alami yang di sebabkan oleh beberapa faktro seperti iklan promosi yang begitu masiv, dorongan dari kelompok,   lingkungan dan  cycle kita, dan dorongan psikologis  yang memang begitu cepat terpengaruh dengan  produk atau hal yang baru.

Hasil uji riset yang kami lakukan dengan mengambil sampel secara random dengan sampel masyrakat kota Ternate dengan Beragam profesi, pendapatan dan gender maka setelah di analisi menunjukan hasil bahwa kecenderungan impulse memiliki pengaruh megatif terhadap perilaku konsumtif masyarakat dalam pembelian produk secara online masih terencana baik itu dengan aplikasi market place maupun media sosial meskipun ada sebagian orang yang di jadikan sampel melakukan proses pembelian secara impulsive tanpa terencana terutama ketika adanya promosi dan intensif lainnya yang di tawarkan oleh penjual dan kebanyakan mereka ini adalah cluster yang telah memiliki pendaptan yang lumayan dan belum berkeluarga.

Tapi dari data yang kami dapat sebagian besar masih terencana dalam melakukan belanja di karenakan oleh faktor ekonomi ataupun tingkat kesukaan terhadap produk, untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan ekspektasi, ataupun pemakaian masukkan keranjang pada platform digital.

Maka dari hasil ini kita sudah bisa melihat bahwa masyarakat yang ada di sebagian kota Ternate sudah bisa memahami tentang bagaimana pengaturan antara keinginan dan kebutuhan dan dalam mengambil keputusan dalam membeli sebuah produk secara terencana, dan sudah melek dan cerdas dalam mengunakan platform digital sesuai dengan kebutuhan dan fungsi secara positif.

Dengan perkembangan tekhnologi informasi di mana digitalisasi telah memasuki semua bidang, maka mari kita gunakan teknologi sesuai dengan fungsinya, dan belajarlah menjadi konsumen yang CERDAS, serta obyektif dan rasional dalam mengelola keuangan baik pribadi maupun keluarga. Semoga dengan tulisan yang singkat dan sederhana ini dapat memberikan input baik itu kepada kami penulis maupun kepada public yang sempat membacanya. SUKUR DOFU-DOFU.(*)

 

 

 

728×90 Ads