Membaca Realitas
728×90 Ads

Ternate di Bulan Juli 2023

Kota mungil di bawah kaki bukit Gamalama, di sinilah tempat aku berdiri sekarang, mengadukan nasib sendiri bersama gelombang lautnya, bersama anginnya, bersama bukitnya.

Genap lah dua tahun telah merajut, serpihan-serpihan kecil cerita di kota ini, ragam budaya ada di sini, ragam bahasa ada di sini, ragam cerita ada di sini.

Biarkan aku bertumbuh dan menjadi saksi perjalanan kisahku sendiri, menjadi saksi lampu-lampu jalanan kota menyala terang tempat si gelisah bersinggah ketenangan.

Kelak, akan kuceritakan pada pulangku, bahwa kota ini memberi banyak alur cerita. Aku dikuatkan dengan tarian soya-soya saat semua merendam. Dan aku yakin, satu saat nanti aku menjadi rindu dengan cerita kota ini.

Tentang ikan-ikannya di Sulamadaha, tentang danau Tolire yang melegenda, tentang kabutnya yang menutupi puncak Gamalama, tentang wangi cengkeh dan pala saat melewati lorong petani, tentang rama masyarakatnya, tentang tawa ibu-ibu penjual di pasar, begitu juga dengan warna-warni lampu di Pulau Maitara dan Tidore.

Saat musim hujan tiba, aku akan duduk di depan jendela menatap setiap rintik yang jatuh, dan menulis kisah di setiap tetesan itu, agar aku tidak melupakannya. Ternate, kota kisahku.

728×90 Ads