Membaca Realitas
728×90 Ads

Pengungsi Erupsi Gunung Ibu Bertambah Menjadi 664 Jiwa

 

HALBAR (kalesang) – Proses evakuasi yang masih terus berlangsung membuat jumlah warga yang mengungsi dari zona bahaya erupsi Gunung Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara bertambah menjadi 664 jiwa pada Minggu 19 Januari kemerin.

Hal ini diungkap oleh Komandan Posko, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono sesaat setelah memimpin Rapat Evaluasi Harian di Posko Kantor Bupati Halmahera.

“Pengungsi 664 jiwa, sudah kita evakuasi dan sudah kita tempatkan di titik-titik pengungsian,” ucap Adietya.

Merujuk data yang dikeluarkan Pos Komando Penanganan Darurat Erupsi Gunung Ibu per jam 16.00 WIT, terdapat enam pos pengungsian yang tersebar di beberapa titik, dengan rincian sebagai berikut.

Kondisi pos pengungsian SD Akesibu Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada Minggu (19/1/2025)

Pos Pengungsian Kantor Desa Tongute Sungi, 22 kepala keluarga dengan juah 56 jiwa.
Pos Pengungsian Gereja Tongute Sungi, 98 kepala keluarga atau 245 jiwa.
Pos Pengungsian SD Inpres Tongute Goin, 18 kepala keluarga atau 40 jiwa.
Pos Pengungsian Gereja Akesibu, 28 kepala keluarga atau 70 jiwa.
Pos Pengungsian SMK Akesibu, 71 kepala keluarga atau 188 jiwa.
Pos Pengungsian SD Akesibu, 31 kepala keluarga atau 65 jiwa.

Dirinya menambahkan, proses evakuasi masih terus dilakukan dan sepanjang hari sesuai kebutuhan.

“Evakuasi akan kita lakukan 24 jam, sistem kami standby kan personil dan kendaraan. Jam berapapun kita siap, seperti tadi malam kita mengevakuasi masyarakat pada jam 23.00 WIT,” bebernya.

Penambahan jumlah pengungsi tersebut membuat tim distribusi membutuhkan dukungan kendaraaan, sehingga segera akan diperbantukan kendaraan baru khususnya untuk mengangkut logistik.

“Untuk pemenuhan logistik, kita akan menambah armada angkutan untuk pendistribusian. Dengan peningkatan jumlah pengungsi tentunya akan menambah jumlah titik-titik yg akan di droping logistik,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Infrastruktur Darurat BNPB Andria Yuferryzal menyatakan, BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan darurat ini.

BNPB bersama pemerintah daerah menyiapkan tempat-tempat pengungsian, termasuk logistiknya.

Proses pemberian logistik adalah dari pos pengungsian mengajukan daftar kebutuhan dan nantinya akan didistribusikan oleh tim logistik ke pos tersebut.

Peran Pos Komando Pada Masa Darurat Bencana

Pada kesempatan yang sama, Raditya Jati selaku Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB menyampaikan, pentingnya pos komando saat tanggap darurat bencana menjadi salah satu peran penting dalam penanggulangan bencana.

Pos Komando kali ini berada jantung kota yaitu di Kantor Bupati Halmahera Barat, yang diharapkan dapat mempermudah koordinasi antar pihak yang terlibat, baik itu pemerintah daerah maupun lembaga lainnya.

“Posko penanganan darurat ada di kantor bupati, di sinilah tempat koordinasi kedaruratan, sebagai ujung tombak bagi pemerintah daerah,” ungkap Raditya

Pos komando merupakan kunci dari setiap operasi penanganan bencana, karena sebelum melakukan operasi di lapangan, pihak-pihak terkait perlu menyatukan visi dan misi dalam setiap operasinya melalui pos komando ini.

“Kita tahu posko ini ditentukan untuk pengendali operasi, sementara pos lapangan berperan sebagai pelaksana operasi yang ditempatkan di Kecamatan Ibu (lebih dekat dengan Gunung Ibu),” tuturnya.

“Di sini sebagai tempat koordinasi forkopimda. Untuk melakukan perencanaan dan kami di BNPB mendampingi dan mendukung di posko ini terkait pendataan, kebutuhan penanganan kedaruratan, rencana kegiatan operasi agar penanganan kedaruratan berjalan maksimal,” lanjutnya.

Aktivitas yang dilakukan pada pos komando ini antara lain sebagai tempat memikirkan strategi dan mengevaluasinya setiap hari.

“Setiap hari akan dilakukan pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut di lapangan. Setiap sektor dan bidang dari posko ini akan bergerak secara cepat dan tepat,” ucap Raditya.

“Yang paling penting dalam kondisi kebencanaan ini kita memastikan masyarakat dalam kondisi aman,” tutup Raditya.

Gunung Ibu Masih Meletus

Menurut data yang dikeluarkan Pos Pengamatan Gunung Api Ibu, mulai pukul 00.00 WIT sampai 18.00 WIT telah berlangsung 54 kali letusan dengan tinggi kolom letusan bervariasi dari 400 hingga 1.500 meter.

Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap menjauhi radius 5 km dan perluasan sektoral berjarak 6 km ke arah bukaan kawah aktif Gunung Ibu dan mematuhi petunjuk dari petugas yang berwenang.

728×90 Ads