Membaca Realitas

Tiongkok Kuasai 73 Persen Impor Maluku Utara Sepanjang Januari–Oktober 2025

TERNATE,Kalesang – Nilai impor Provinsi Maluku Utara sepanjang Januari hingga Oktober 2025 tercatat mencapai US$5.185,47 juta atau mengalami kenaikan 50,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya aktivitas ekonomi dan kebutuhan bahan baku industri di wilayah tersebut.

Statistisi Ahli Madia BPS Provinsi Maluku Utara, Evida Karismawati dalam penyampayan data resminya, mengatakan bahwa peningkatan impor juga terlihat signifikan pada Oktober 2025.

“Nilai impor pada Oktober 2025 mencapai US$800,50 juta, naik 77,92 persen dibandingkan Oktober 2024,” kata Evida dalam data BPS Rabu, (3/12/2025).

Berdasarkan sepuluh golongan barang utama selama Januari–Oktober 2025, golongan mesin-mesin dan pesawat mekanik (HS 84) menjadi penyumbang peningkatan nilai impor terbesar, dengan kenaikan mencapai US$953,15 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, golongan garam, belerang, dan kapur (HS 25) mengalami peningkatan tertinggi secara persentase, yaitu 133,02 persen.

Dari sisi negara asal barang, tiga negara pemasok impor terbesar ke Maluku Utara selama Januari–Oktober 2025 adalah Tiongkok dengan nilai US$3.784,70 juta atau 72,99 persen, diikuti Filipina sebesar US$451,31 juta (8,70 persen), serta Arab Saudi sebesar US$190,95 juta (3,68 persen).
Meski impor meningkat signifikan, Evida menegaskan bahwa kinerja perdagangan Maluku Utara masih menunjukkan kondisi yang sangat positif.

“Neraca perdagangan Maluku Utara pada Januari–Oktober 2025 mengalami surplus sebesar US$6.499,33 juta,” ujarnya.

Surplus neraca perdagangan tersebut menunjukkan bahwa nilai ekspor Maluku Utara masih jauh lebih besar dibandingkan impornya, terutama ditopang oleh komoditas pertambangan dan industri pengolahan.