Membaca Realitas
728×90 Ads

Nurlaela: DLH Jangan Terlalu Berangan-angan

TERNATE (kalesang) – Persoalan sampah di Kota Ternate menjadi masalah serius yang harus diatasi Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate, Nurlaela Syarif mengatakan Selasa (15/2/2022) saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, menawarkan penanganan sampah menggunakan metode 5-R.

Yakni, penggunaan barang sekali pakai (Refuce), belanja barang sesuai kebutuhan (Reduce), mengganti barang sekali pakai dengan barang yang bisa dipakai berulang, seperti kemasan sekali pakai (Reuse), mengolah sendiri sampah yang dihasilkan, dapat juga menyetorkan sampah ke lembaga pengelola sampah (Recycle) dan sampah organik, sisa makanan atau ampas makanan dapat diolah kembali menjadi kompos (Rot).

Namun menurut Nurlaela, saat ini yang terjadi di lapangan pengelolaan sampah masih menggunakan cara tradisional.

“Masih angkat buang ke tempat pembuangan sampah. Apa yang menjadi prioritas dari pemerintah kota belum mampu diterjemahkan di lapangan.” Ungkap Politisi NasDem itu saat RDP.

Apalagi kata Nurlaela pihak DLH mewacanakan melakukan penanganan sampah menggunakan sistem ekonomi sirkular yakni konsep ramah lingkungan yang bertujuan memaksimalkan penggunaan material secara sirkular, untuk meminimalisasi produksi limbah dengan cara memulihkan dan menggunakan kembali produk dan bahan sebanyak mungkin secara sistemik dan berulang-ulang.

Ia berharap pihak DLH tidak terlalu berangan-angan tinggi menggunakan konsep pengelolaan sampah, namun harus bisa memaksimalkan potensi yang ada.

“Di Kota Ternate, jangankan 5R, yang konsep 3R saja belum berjalan.”semprot Doktor Ilmu Komunikasi itu.(tr-01)

 

Reporter: Rahmat Akrim
Editor: Wawan Kurniawan
728×90 Ads