Kendalikan Inflasi, TPID Ternate Gelar Rapat Koordinasi
TERNATE (Kalesang) – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate menggelar rapat koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta instansi lainnya di Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (22/3/2022).
Rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate itu membahas serta menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi kebutuhan pokok menjelang Ramadan 1443 H dan Idul Fitri 2022.
Sekda Kota Ternate, Jusuf Sunya mengatakan berdasarkan pantauan 5 tahun terakhir, disetiap Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan tak terkecuali menjelang Ramadan.
“Umumnya terjadi peningkatan permintaan dan berpotensi memicu gejolak harga kebutuhan pokok di pasar.” Ujar Jusuf dalam arahannya, Selasa (22/3/2022).
“Tetap perlu mencermati bersama ketersediaan komoditas utama penyumbang inflasi agar tetap dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau menjelang Ramadan.” Sambung orang nomor tiga di Kota Ternate itu.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Eko A. Irianto mengatakan bahwa rapat koordinasi sangat penting juga strategis karena menentukan langkah untuk mengantisipasi kenaikan harga yang mungkin terjadi periode April mendatang.
“Dari data historis kita memang ada komoditas tertentu yang biasanya ketika HBKN naik cukup tinggi, tomat, rica, ikan cakalang dan ikan malalugis.” Sebut Eko.
Katanya, pasokan tersebut sebenarnya tersedia di Ternate, termasuk soal ikan yang cukup memadai, sehingga tinggal dikontrol bagaimana masuknya ke pasar dan harganya sampai ke konsumen.
Makanya, lanjut Eko salah satu poin adalah perlu adanya pemantauan rutin dan bahkan kalau bisa ada operasi pasar dari TPID maupun pemerintah daerah untuk menjaga harga tidak terlalu fluktuasi atau naik turunnya harga.
“Kemudian isu minyak goreng, kemungkinan terigu, karena itu terpengaruh kondisi harga komoditas di internasional, karena terigu dan minyak goreng itu komoditas internasional bukan hanya di Indonesia, dan memang harganya sedang naik.” Jelas Eko.
Menurutnya, pasokan-pasokan komoditas tersebut ada resiko terhambat ketika HBKN mendatang, sehingga harus di monitor secara terus-menerus.
“Tadi ada beberapa yang menginformasikan bahwa akan datang sampai akhir Maret, ada yang komitmen sampai April namun ada juga yang masih kesulitan pasokannya kosong.” Katanya.
Lanjutnya lagi, hal tersebut menjadi perhatian dan nanti akan di update secara terus menerus setiap minggu atau dua minggu sekali. (tr-01)
Reporter : Rahmat Akrim | Editor : Wawan Kurniawan