OKP dan Ormas Diminta Kawal Proses Seleksi Calon Anggota Bawaslu Malut
TERNATE (kalesang) – Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) diminta untuk mengawal proses seleksi penerimaan tiga calon anggota Bawaslu Provinsi Maluku Utara.
Untuk mendapatkan penyelenggara yang berkualitas, tentu peran dari berbagai pihak untuk mengawasi seleksi anggota Bawaslu itu sangat penting. Kualitas Pemilu akan berdampak kepada kehidupan bangsa dan daerah ke depan jika melahirkan penyelenggara yang tidak memiliki integritas serta kualitas yang bagus.
“Saya kira tantangan ke depan adalah soal integritas. Kita tahu, Pemilu sebelumnya secara umum berjalan sukses, tetapi masih saja dicedrai oleh oknum penyelenggara yang tidak berintegritas.” Kata anggota Bawaslu Provinsi Maluku Utara (Malut), Aslan Hasan saat dialog bersama OKP dan Ormas, di Mozaik Café, Selasa (24/5/2022).
BACA JUGA: Hadapi Pemilu 2024, Gunawan Minta Seluruh Jajaran Bawaslu Profesional dan Jaga Netralitas
Alumni HMI itu mengatakan, 2024 merupakan tahun politik, yakni Pilpres dan Pileg dan Pilkada serentak. Jika para penyelenggarannya berintegritas, tentu Pemilunya juga berintegritas. Yang pastinya Presiden dan Wakil Presiden, wakil rakyat, serta kepala daerah yang terpilih adalah orang-orang yang berintegritas.
“Di tangan para penyelenggara, akan hasilkan kemajuan yang lebih baik. Karena itu, masyarakat jangan tinggal diam tetapi harus mengawal betul setiap proses demokrasi agar berjalan secara benar.” Ungkap Aslan.
BACA JUGA: Sebelum Bertugas, Timsel Bawaslu Malut Bakal Mengikuti Bimtek
Aslan berharap publik membuka rekam jejak para calon komisoner Bawaslu Maluku Utara, termasuk penyelenggara yang akan mencalonkan diri kembali dirinya.
“Informasi seperti itu sangat dibutuhkan saat Timsel bekerja pada proses seleksi nanti.” Tambahnya.
Selain itu, Sekretaris Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Provinsi Maluku Utara, Ali Lating menyoroti tim seleksi yang dibentuk Bawaslu RI. Bagi dia, tim seleksi tersebut diragukan kemampuan mereka terkait dengan kepemiluan.
“Timsel yang dibentuk Bawaslu sebenarnya mereka dari mana, pengetahuan tentang kepemiluan juga masih diragukan.” Kata Ali yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU).(red)