Irfan Buamona Harap Miliki Alat Mengolah Sagu Sendiri
SANANA (kalesang) – Irfan Buamona, salah satu anak muda di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Provinsi Maluku Utara, yang mengolah sagu di Desa Fogi itu berharap bisa memiliki peralatan sendiri.
Tapi sayang, dari kondisi ekonomi yang serba terbatas, akhirnya suami Nur Amelia Batulu itu hanya bisa meminjam peralatan mengolah sagu milik ayahnya.
Selain tak memiliki peralatan, batang sagu yang setiap hari lelaki 23 tahun itu tebang, semuanya milik orang lain. Jadi, setiap batang sagu jika menghasilkan 6 sampai 7 tumang, akan dibagi lagi dengan pemilik batang sagu. Bukan saja dibagi ke pemilik, tetapi Irfan juga berikan sebagian jatahnya kepada ayahnya.
“Selama kerja sebagai pengolah sagu, belum pernah ada bantuan dari manapun. Saya berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Sula dan Pemerintah Pusat bisa dengar keluhan ini. Saya ingin punya alat sendiri.” Kata Irfan saat ditemui kalesang.id, Sabtu (28/5/2022).
Dengan adanya keluhan ini, Irfan berharap ada niat baik dari pemerintah untuk bisa membantunya. Selama masih meminjam alat produksi milik ayahnya, Irfan menganggap kalau hasil yang didapatkan tidak terlalu maksimal.
“Untuk dapatkan hasil yang maksimal itu paling tidak kita punya alat sendiri. Alat yang dibutuhkan, yaitu mesin parut, mesin sensor dan mesin air. Mengolah sagu ini bukan satu pekerjaan yang mudah.” Ungkap lelaki lulusan SMK Negeri 1 Sanana itu.
Dari sagu yang dihasilkan, kata Irfan, biasanya ada pedagang dari pasar Basanohi yang datang beli di tempat pengolahan. Selain itu, warga sekitar juga sering datang beli sagu.
“Kebanyakan warga sekitar yang datang beli. Mereka tidak beli satu tumang, tapi cuman enceran.” Pungkasnya sembari menambahkan setiap pohon sagu biasanya makan waktu dua sampai tiga hari baru selesai.(tr-02)
Reporter: Karman Samuda
Redaktur: Junaidi Drakel