Membaca Realitas
728×90 Ads

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Momen Ini Bisa Dimanfaatkan Untuk Kepentingan Malut

TERNATE (kalesang)- Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara mencapai 27,74 persen pada Triwulan II tahun 2022 diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Meskipun angka pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tercatat tinggi secara nasional, namun terdapat sejumlah kabupaten/kota yang masih mengalami kemiskinan.

Seperti berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara, penduduk miskin di Maluku Utara tercatat pada tahun 2022 sebanyak 79,88 ribu jiwa.

Maka, dampak pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh industri pertambangan dan pengolahan itu, secara langsung kepada masyarakat harus di pilah kembali.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Setian, mengungkapkan, dua sektor tersebut, memberikan kontribusi melalui pajak, meskipun pembayarannya ke pemerintah pusat.

“Meski pembayarannya ke pemerintah pusat, tapi ada dana bagi hasil yang masuk ke pemerintah daerah dan pemanfaatannya dikembalikan juga ke pemerintah daerah.” Ungkapnya, Rabu (7/12/2022).

Lebih lanjut, Setian mengatakan, momentum tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Maluku Utara, agar dampak pertumbuhan ekonomi tersebut, bisa dinikmati oleh masyarakat.

Seperti, pemanfaatan masyarakat yang bergerak pada sektor pertanian, yang mana, hal itu berkaitan dengan kebutuhan pangan pada perusahaan industri terkait.

“Misalnya untuk memenuhi kebutuhan pangan, secara otomatis masyarakat Maluku Utara yang bergerak pada sektor pertanian bisa mendapatkan income.” Katanya.

Tambahnya, jika masyarakat yang bergerak pada sektor pertanian dapat dibina secara baik, maka produksi secara berlanjut dan konsisten bisa dilakukan.

“Kebutuhan pangan industri itu termasuk dalam skala besar dan berlanjut. Jika petani bisa dibina dengan baik, tidak menutup kemungkinan pihak perusahaan bisa mengambil hasil pertanian di lokal.” Jelasnya

Ia mengaku, dalam mendorong hal itu, pihaknya sedang melakukan pembinaan petani di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) dan Kabupaten Halmahera Timur (Haltim).

“Kita sedang melakukan pembinaan ke petani khususnya di Halbar dan Haltim, karena kita bisa belum bisa konsisten untuk produksi secara berlanjut kalau petani kita belum terkoordinasi satu sama lain.” (M-02)

 

Reporter: Sitti Muthmainnah
Redaktur: Yunita Kaunar

728×90 Ads