Membaca Realitas

Istrinya Meninggal, Seorang Buruh di Kepulauan Sula Besarkan 4 Anaknya

Sempat Bawa Longboat dan Berkebun

SANANA (kalesang) – Hampir semua pria yang beranjak di usia 60 tahun akan berharap menikmati masa tua bersama keluarga dan bermain bersama cucunya.

Namun keberuntungan itu tidak dirasakan semua orang. Karena masih banyak orang di usia 60 tahun yang sampai saat ini masih tetap menggunakan tenaganya untuk mencari nafkah.

Bot, pria asal Desa Kawata, Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, yang saat ini menjadi buruh kopra.

Hampir setiap hari, bapak empat anak itu menghabiskan hidupnya di salah satu gudang kopra di Kecamatan Sanana.

Sebagai seorang buruh kasar, tentu yang harus diandalkan adalah tenaga. Hanya karena keterbatasan ekonomi, Bot yang sudah 60 tahun itu terpaksa memikul kopra tersebut.

Baca Juga: Kakek Ahmad Penjual Mainan Anak dengan Sepeda Keliling di Ternate Kini Terbaring Sakit 

“Baju saya ini penuh dengan noda kopra, kami bukan pegawai kantoran yang pakai baju bagus dan wangi.” Kata Bot kepada kalesang.id, Minggu (15/1/2023).

Bot mengaku kerja sebagai buruh kopra sejak tahun 80an. Namun, dia sempat berhenti dan balik ke kampung.

“Saya kerja buruh itu sebelum menikah, ketika sudah menikah, saya berhenti dan balik ke kampung.” Ucapnya.

Setelah balik ke kampung, Bot mengais rezeki dengan membawa longboat selama tiga tahun.

“Usai dari longboat, saya memilih untuk berkebun. Saya sangat bahagia bersama istri, Urfia Makasar dan anak-anak.” Terangnya.

Namun kebahagian itu tak bertahan lama, Bot harus terima kenyataan dengan kepergian istrinya di tahun 2002.

“Saya juga tidak tahu istri saya sakit apa. Karena hanya dalam waktu satu hari langsung meninggal dunia.” Katanya.

Di saat istrinya meninggal, Bot menambahkan, anaknya yang keempat baru berumur 19 hari. Sedangkan, anak yang paling tua berusia 9 tahun.

Baca Juga: Cerita Mantan Honorer Bangun Kedai Kopi Garasi Sorasa di Kota Ternate

“Anak saya tiga laki-laki dan satu perempuan.” Ucapnya sembari usap air mata karena teringat istrinya.

Tanpa mengeluh ke siapapun, Bot dengan semangat membesarkan 4 anaknya itu. Tentu, dia sangat berharap kepada anak-anaknya agar besar nanti bisa menjadi orang sukses.

“Tetapi anak-anak saya hanya bisa selesai SMA. Sekarang semua anak saya sudah menikah.” Katanya.

Meski sudah 20 tahun istri Bot pergi meninggalkannya, tetapi karena rasa cinta terhadap istri terlalu besar, dia tidak menikah hingga saat ini.

“Iya benar, saya tidak menikah lagi sejak istri saya meninggal di tahun 2002 silam.” Ujarnya.

Lantaran sudah tak tahu apa yang harus dikerjakan di kampung, Bot memutuskan untuk mengadu nasib di Sanana. Beruntung, masih ada orang yang mau menerimanya sebagai karyawan di gudang kopra.

Baca Juga: Polisi Remaja Polda Maluku Utara Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Dianiaya Seniornya

“Sudah 3 tahun saya kerja di gudang kopra milik ibu Ira. Di situ kerja saya mengisi kopra atau daging kelapa ke dalam karung.” Ungkapnya.

Selain mengisi daging kelapa ke dalam karung, Bot juga memanfaatkan waktu kosongnya dengan memikul kopra yang dibawa dengan longboat dari Pulau Mangoli.

“Kalau satu hari kami bisa isi daging kelapa sebanyak 500 karung, maka kami dibayar Rp200 ribu per orang. Jadi sekarang saya tinggal di rumah saudara di Desa Mangon.” Pungkasnya.

 

Nonton videonya di sini;

 

Reporter: Karman Samuda

Redaktur: Junaidi Drakel